May 23, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Demam Padel Tennis: Tren Gaya Hidup Baru di Dunia Raket

Padel Tennis

Dalam beberapa tahun terakhir, padel tennis telah mencuri perhatian para pecinta olahraga di Indonesia. Kombinasi antara tenis dan squash ini menawarkan permainan yang seru, mudah dipelajari, dan sangat sosial. Dengan pertumbuhan fasilitas dan komunitas yang pesat, padel kini menjadi gaya hidup baru di kalangan urban.

Sejarah dan Asal Usul Padel Tennis

Padel tennis pertama kali ditemukan oleh Enrique Corcuera di Meksiko pada tahun 1969. Olahraga ini kemudian menyebar ke Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya, menjadi sangat populer di Spanyol dan negara-negara Amerika Latin. Di Indonesia, padel mulai dikenal beberapa tahun terakhir dan mencapai puncak popularitas pada tahun 2024.

Apa Itu Padel Tennis?

Padel Tennis

Sumber gambar: Padel Magazine

Padel tennis adalah olahraga raket yang merupakan gabungan antara tenis dan squash. Berasal dari Meksiko pada akhir 1960-an, lalu populer di Spanyol, Argentina, dan sekarang meledak di Eropa, Timur Tengah, dan Asia, termasuk Indonesia.

Perbedaan Utama Padel dan Tenis:

  • Lapangan lebih kecil, dengan dinding kaca di sekeliling seperti squash

  • Permainan hanya ganda (2 lawan 2), tidak ada tunggal

  • Raket tanpa senar, bentuknya solid dengan lubang-lubang kecil

  • Bola mirip bola tenis, tapi tekanan udaranya lebih rendah

  • Servis dilakukan secara underhand, bukan overhand seperti tenis

Secara kasual, padel itu lebih mudah dipelajari daripada tenis, dan lebih cepat bikin pemain merasa jago. Inilah salah satu alasan kenapa banyak pemula langsung jatuh cinta pada permainan ini.

Perkembangan Padel Tennis di Indonesia

Perkembangan padel di Indonesia sangat pesat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bali. Semakin banyak lapangan padel tennis baru bermunculan, dan komunitas bermain padel tennis juga makin banyak memasuki awal tahun 2025 ini.

Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) telah resmi menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada tahun 2024. PBPI berharap padel bisa digelar di SEA Games 2025.

Kenapa Padel Tennis Jadi Tren di Indonesia?

Saya masih ingat waktu pertama kali dengar tentang padel sekitar 2021, hanya ada satu-dua lapangan di Jakarta. Sekarang? Coba kamu cari di Google Maps atau Instagram—puluhan lapangan padel muncul, lengkap dengan klub, pelatih, dan turnamen.

Faktor yang bikin padel meledak:

  1. Cepat Dipelajari
    Kamu nggak perlu skill tinggi untuk mulai main. Bahkan yang belum pernah main tenis bisa langsung rally 4–5 bola.

  2. Fun dan Sosial
    Karena mainnya 2 lawan 2, padel sangat cocok buat bonding bareng teman atau keluarga.

  3. Waktu Main Singkat
    Cukup 45–60 menit, kamu udah bisa keringetan dan puas main.

  4. Lapangan Indoor atau Semi Outdoor
    Cocok dengan iklim Indonesia yang sering panas atau hujan.

  5. Didukung Influencer dan Artis
    Banyak selebgram, aktor, bahkan CEO startup main padel dan posting tiap minggu. Mau nggak mau, kita jadi kepo.

Saya pribadi pertama kali diajak teman kantor buat main padel setelah meeting sore. Ternyata, it’s way more exciting than I expected. Dan yang lebih seru? Saya menang di game pertama walau belum paham peraturan lengkapnya!

Perlengkapan Dasar untuk Main Padel Tennis

Mau coba padel? Ini daftar perlengkapan yang kamu butuhkan (dan rekomendasi pribadi saya):

1. Raket Padel

  • Ukurannya lebih kecil dari raket tenis

  • Tidak pakai senar, bentuknya padat (paddle)

  • Tersedia berbagai bentuk: bulat (kontrol), tetes air (seimbang), dan diamond (power)

Saya pakai raket bulat karena masih pemula—lebih stabil dan kontrolnya enak.

2. Bola Padel Tennis

  • Mirip bola tenis tapi tekanannya lebih rendah, jadi lebih lambat memantul

3. Sepatu Non-Marking

  • Sepatu harus cocok untuk lapangan artificial turf atau indoor court

  • Hindari pakai sepatu lari biasa karena bisa licin

4. Pakaian Nyaman & Wristband

  • Kaos olahraga dan celana pendek breathable

  • Wristband bantu serap keringat

Bonus: kalau kamu serius main, beli grip cadangan karena raket bisa basah keringat.

Aturan Dasar Padel Tennis

Saya sempat bingung awalnya karena ada kombinasi elemen squash dan tenis. Tapi setelah sekali dua kali main, semua terasa masuk akal. Ini beberapa aturan dasar:

  • Servis harus underhand dan memantul ke kotak lawan

  • Bola boleh memantul sekali sebelum dibalas

  • Bola boleh menyentuh dinding kaca, tapi tidak boleh langsung ke dinding

  • Skor sama seperti tenis: 15-30-40-game

Intinya, bola harus selalu berada dalam permainan dan pantulan dari dinding justru bikin rally jadi lebih panjang dan menantang.

Teknik Dasar yang Wajib Dikuasai

Kalau kamu pemula, cukup fokus ke 4 teknik Padel Tennis berikut:

  1. Serve Underhand

  2. Forehand & Backhand Groundstroke

  3. Volley di Net

  4. Smash Lob dan Wall Bounce

Awal-awal main, saya sering kebingungan menilai arah pantulan dinding. Tapi itu justru tantangan seru yang bikin permainan padel beda dari olahraga raket lainnya.

Fasilitas dan Komunitas Padel Tennis

Di Jakarta, fasilitas padel tennis seperti Padel;Parc di MT Haryono telah resmi dibuka, menghadirkan tren olahraga terkini bagi warga ibu kota.

Di Bali, padel tennis juga berkembang pesat dengan hadirnya lapangan-lapangan baru dan komunitas yang aktif.

Turnamen dan Kompetisi

Turnamen padel tennis pertama di Indonesia telah digelar di Bandung pada Februari 2025, bertajuk BDG’s 1st Invitational Padel Tournament.

PBPI juga terus menggelar turnamen dan coaching clinic untuk memperkenalkan padel kepada masyarakat luas.

Manfaat dan Daya Tarik Padel Tennis

Padel tennis menawarkan berbagai manfaat, seperti meningkatkan kebugaran fisik, melatih koordinasi, dan mempererat hubungan sosial. Olahraga ini juga mudah dipelajari oleh semua kalangan, menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang mencari aktivitas fisik yang menyenangkan.

Komunitas Padel di Indonesia

Banyak yang kaget ternyata komunitas padel di Indonesia tumbuh sangat cepat. Ada klub-klub lokal yang aktif bikin sesi fun match, turnamen mingguan, bahkan bootcamp singkat.

Beberapa lokasi padel favorit saat ini:

  • Jakarta: Elite Club Epicentrum, The Padel by Senayan City, MOI Padel Court

  • Bali: Liga.Tennis Padel Bali, Finns Recreation Club

  • Bandung & Surabaya: mulai banyak muncul lapangan baru

Saya pernah ikut mini turnamen komunitas. Meski baru main 3 minggu, saya dapat teman baru, diajak masuk grup WhatsApp padel, dan diajak latihan bareng. Komunitas padel itu inklusif dan suportif banget.

Manfaat Kesehatan Bermain Padel Tennis

Selain seru, padel punya banyak manfaat kesehatan:

  • Membakar kalori (300–500 kalori per sesi)

  • Melatih koordinasi tangan dan mata

  • Mengurangi stres dan meningkatkan mood

  • Meningkatkan daya tahan otot dan kelincahan

Buat saya pribadi, padel jadi alternatif olahraga saat saya bosan nge-gym. Keringat keluar, adrenalin naik, tapi tetap fun karena bermain bareng teman.

Biaya Main Padel Tennis dan Tips Hemat

Padel Tennis bukan olahraga murah, tapi juga nggak semahal golf. Biasanya:

  • Sewa lapangan: Rp 250.000–500.000 per jam (untuk 4 orang, jadi Rp 60.000–125.000 per orang)

  • Raket sewa: Rp 25.000–50.000

  • Bola: Rp 50.000 per tube

Tips hemat:

  • Main di jam off-peak (siang hari atau weekdays)

  • Join komunitas yang punya paket member

  • Beli raket second hand atau promo online

Saya beli raket pertama saya dari teman yang udah upgrade, lumayan banget hematnya.

Tantangan dan Prospek

Meskipun pertumbuhan padel tennis di Indonesia cukup menjanjikan, ada beberapa tantangan yang dihadapi, seperti kurangnya kesadaran masyarakat tentang olahraga ini dan biaya pembangunan lapangan yang relatif mahal. Namun, dengan dukungan dari komunitas olahraga dan pemerintah, tantangan ini bisa diatasi.

Kesimpulan

Padel tennis telah menjadi fenomena olahraga baru di Indonesia, dengan pertumbuhan yang pesat dan minat yang tinggi dari masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, padel berpotensi menjadi salah satu cabang olahraga unggulan di Tanah Air.

Baca juga artikel berikut: Sengketa Lahan di Kemang: Siapa Berhak, Siapa Terpinggirkan?

Author