Parkir Berlangganan Gagal? Warga Medan Tetap Ditarik Tunai

Program parkir berlangganan yang digagas Pemerintah Kota Medan sempat menjadi angin segar bagi para pengguna kendaraan bermotor. Tujuannya sederhana, namun ambisius: mengurangi kebocoran pendapatan dari sektor retribusi parkir dan meningkatkan transparansi serta pelayanan publik. Namun, dalam praktiknya, banyak warga mengaku kecewa karena masih tetap ditarik uang parkir secara tunai oleh juru parkir di lapangan.
Tujuan dan Harapan Parkir Berlangganan
Sumber gambar : Viva Medan
Penerapan sistem parkir berlangganan dirancang agar warga cukup membayar satu kali dalam setahun melalui pajak kendaraan, lalu mendapatkan hak parkir bebas di titik-titik tertentu. Harapannya, warga tidak lagi dibebani pembayaran tunai setiap kali parkir. Selain itu, sistem ini juga bertujuan memberantas pungutan liar yang selama ini menghantui pengguna jalan.
Parkir Berlangganan: Kenyataan di Lapangan
Sayangnya, kenyataan jauh dari harapan. Banyak warga mengeluhkan bahwa meskipun sudah membayar parkirberlangganan saat mengurus pajak kendaraan, mereka masih diminta uang parkir saat berhenti di tempat umum. Hal ini memunculkan rasa frustasi dan ketidakpercayaan terhadap efektivitas program.
Warga Medan Kecewa: Bayar Parkir Berlangganan, Tapi Tetap Ditarik Tunai
“Sudah bayar parkirberlangganan, tapi tetap juga diminta bayar sama jukir,” ujar Aulia, warga Medan yang setiap hari menggunakan kendaraan pribadi ke kantor. Keluhan serupa juga datang dari pengguna media sosial yang menyuarakan ketidakpuasan terhadap pelaksanaan program tersebut. Warga berharap ada solusi dari pemerintah daerah dan partisipasi media lokal untuk menyuarakan masalah ini secara lebih luas.
Sosialisasi Parkir Berlangganan dan Edukasi Publik
Salah satu kendala utama adalah kurangnya sosialisasi dari pemerintah daerah. Banyak warga tidak tahu di mana saja titik parkir yang seharusnya gratis untuk pemilik kendaraan berlangganan. Begitu juga para juru parkir yang belum mendapat pelatihan atau pemahaman mengenai peran mereka dalam sistem baru ini.
Infrastruktur Pendukung ParkirBerlangganan Masih Lemah
Infrastruktur digital yang mendukung sistem parkirberlangganan juga belum merata. Tidak semua titik parkir memiliki alat verifikasi yang dapat membaca status berlangganan kendaraan. Alhasil, juru parkir masih mengandalkan metode lama, yaitu menarik uang secara tunai.
Tantangan Koordinasi Antarinstansi
Pelaksanaan program parkirberlangganan melibatkan berbagai instansi, seperti Dinas Perhubungan, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), dan pihak ketiga sebagai pelaksana teknis. Minimnya koordinasi antarinstansi ini membuat program tidak berjalan mulus dan berpotensi menimbulkan konflik di lapangan.
Evaluasi Program Parkir Berlangganan dan Langkah Perbaikan
Pemko Medan sebenarnya telah menyusun langkah evaluasi dan perbaikan. Salah satunya adalah memperbanyak titik parkirberlangganan yang dilengkapi alat verifikasi digital. Selain itu, pihak Dishub akan melakukan pelatihan ulang bagi juru parkir agar memahami skema kerja baru ini.
Integrasi Digital untuk Sistem ParkirBerlangganan
Guna memaksimalkan layanan, pemerintah daerah juga tengah menjajaki integrasi parkirberlangganan dengan aplikasi digital. Dengan demikian, warga bisa langsung melihat status langganan, lokasi parkir bebas bayar, serta dapat melaporkan pungutan liar secara langsung. Menurut laporan Kompas, sistem digital ini diharapkan bisa mulai diuji coba dalam waktu dekat.
Komitmen dan Pengawasan Terhadap Parkir Berlangganan
Tanpa komitmen kuat dan pengawasan ketat, program parkir berlangganan akan terus mengalami kendala. Pemerintah perlu membuktikan bahwa program ini bukan sekadar proyek pencitraan, melainkan solusi konkret untuk meningkatkan kenyamanan dan keadilan bagi warga.
Solusi Warga untuk Parkir Berlangganan
Beberapa warga bahkan mengusulkan sistem barcode atau stiker khusus pada kendaraan berlangganan agar lebih mudah dikenali oleh juru parkir. Hal ini dianggap lebih praktis dibanding memverifikasi data secara manual di lapangan.
Dampak Program ParkirBerlangganan pada Kepercayaan Publik
Ketidakefektifan sistem parkir berlangganan dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah. Ketika warga merasa diperlakukan tidak adil, maka wajar jika muncul ketidakpuasan yang kemudian diekspresikan dalam bentuk kritik terbuka.
Harapan Perubahan untuk Parkir Berlangganan
Meski program ini belum berjalan mulus, sebagian warga masih berharap akan adanya perbaikan. Jika dijalankan dengan benar dan diawasi ketat, parkirberlangganan bisa menjadi terobosan penting dalam reformasi layanan publik.
Edukasi dan Transparansi dalam Parkir Berlangganan
Transparansi informasi dan edukasi kepada masyarakat menjadi dua elemen penting yang perlu diperkuat. Tanpa itu, program sebesar apapun tidak akan menyentuh akar permasalahan. Pemerintah perlu lebih aktif turun ke lapangan dan mendengar langsung keluhan warga.
Kesimpulan
Parkirberlangganan adalah konsep yang menjanjikan, namun butuh implementasi yang matang dan konsisten. Warga Medan telah membayar kepercayaan mereka melalui pajak, dan kini saatnya pemerintah membuktikan bahwa kepercayaan itu tidak salah tempat.
Bacalah artikel lainnya: Warga Tanpa Gaji Dapat Rumah! Diluncurkan April 2025