December 6, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Merica Palsu Berbahan Sagu Terkuak Dua Tersangka Diamankan Polisi

Merica Palsu Berbahan Sagu Terbongkar di Wonosobo Polisi Ringkus Dua Warga Cirebon

Jawa Tengah, incaberita.co.id – Suasana pasar di Wonosobo mendadak riuh setelah kabar beredar dua penjual rempah ditangkap karena menjual merica palsu berbahan sagu. Dalam kemasan berwarna mencolok, produk itu tampak meyakinkan: butiran kecil menyerupai lada pada umumnya. Namun hasil uji laboratorium menunjukkan kandungannya bukan rempah pedas alami, melainkan butiran sagu yang disangrai hingga menyerupai merica.

Kedua pelaku yang berasal dari wilayah Cirebon ini telah lama beroperasi lintas kabupaten. Mereka menyasar pedagang kecil di pasar tradisional yang membeli dalam jumlah besar tanpa sempat menguji mutu barang. Polisi segera bertindak setelah laporan warga menunjukkan adanya kejanggalan rasa dan aroma pada merica yang beredar.

Modus Lama dalam Kasus Merica Palsu Berbahan Sagu

Merica Palsu Berbahan Sagu Terkuak Dua Tersangka Diamankan Polisi

Sumber gambar : regional.kompas.com

Hasil penyelidikan polisi menunjukkan praktik pengoplosan merica berbahan sagu ini bukan fenomena baru. Cara kerjanya sederhana tapi menipu. Sagu mutiara dipanggang hingga mengering, lalu diberi warna dan dikemas menyerupai produk rempah legal. Pelaku menjualnya jauh di bawah harga pasaran, menarik minat pedagang yang ingin menekan biaya produksi bumbu dapur.

Aparat menemukan bahwa kemasan yang dipakai pelaku meniru merek sah yang telah beredar luas di pasaran. Dari tampilan luar, hampir tidak ada perbedaan antara produk asli dan oplosan. Bedanya baru terasa saat digunakan memasak: pedasnya tumpul, aromanya tidak menggigit, dan cita rasa gurih lada asli nyaris hilang.

Dampak Merica Palsu terhadap Konsumen dan Pedagang

Kasus merica palsu berbahan sagu menimbulkan efek berantai di pasar tradisional. Pedagang rempah kini lebih hati-hati terhadap pemasok lama. Sementara konsumen menjadi curiga terhadap bumbu dapur kemasan curah yang dijual terlalu murah.

Seorang pedagang di Pasar Induk Wonosobo mengaku sempat ditegur pelanggan karena masakannya tidak lagi terasa sepedas biasa. “Setelah dicek, ternyata yang dijual bukan merica asli, tapi sagu disangrai. Dari luar mirip sekali, bahkan lebih putih bersih,” ujarnya.

Fenomena ini bukan sekadar soal rasa. Ada persoalan keamanan pangan yang jauh lebih serius. Sagu yang diproses tanpa standar higienis dapat meninggalkan residu bahan kimia atau debu pembakaran, yang berisiko bagi kesehatan konsumen.

Jerat Hukum bagi Pelaku Merica Palsu Berbahan Sagu

Kepolisian menetapkan kedua pelaku sebagai tersangka dengan dugaan melanggar Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Kedua undang-undang ini menegaskan bahwa siapa pun yang memproduksi atau mengedarkan bahan pangan palsu dapat dipidana hingga lima tahun penjara dan denda miliaran rupiah.

Aparat juga menelusuri jalur distribusi untuk memastikan tidak ada pihak lain yang menyalurkan barang serupa ke daerah lain. Polres Wonosobo berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Balai POM setempat guna memeriksa temuan serupa di pasar-pasar Jawa Tengah.

Cara Mengenali Merica Palsu dari Bahan Sagu

Untuk menghindari produk merica palsu berbahan sagu, masyarakat dapat mengenali tanda-tandanya:

  • Aroma: merica asli beraroma pedas tajam, sedangkan merica oplosan berbau gosong atau netral.

  • Tekstur: butiran lada asli keras dan agak berminyak, sementara sagu yang disangrai lebih ringan dan mudah hancur.

  • Rasa: merica asli memberi sensasi panas di lidah yang bertahan lama, sedangkan oplosan terasa hambar dan cepat hilang.

Kini banyak pembeli memilih menggiling biji merica sendiri dari bentuk utuh agar lebih yakin terhadap keasliannya.

Reaksi Publik dan Langkah Pemerintah

Kasus merica palsu berbahan sagu ini menarik perhatian publik karena menyangkut bahan pokok dapur. Pemerintah daerah menegaskan pentingnya pengawasan terpadu antara dinas perdagangan, ketahanan pangan, dan kepolisian.

Penyuluhan dilakukan melalui media lokal serta edukasi di pasar agar pedagang dan pembeli memahami cara mengenali produk palsu. Lembaga konsumen menyebut kejadian ini sebagai momentum penting memperkuat literasi pangan di tingkat masyarakat.

Nilai Sosial dan Moral di Balik Kasus Merica Palsu

Kasus merica palsu berbahan sagu bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga pelanggaran moral. Ia merusak kepercayaan antara pedagang dan konsumen—modal utama pasar tradisional Indonesia. Sekali kepercayaan rusak, butuh waktu panjang untuk membangunnya kembali.

Seorang pakar perilaku konsumen menilai praktik semacam ini sering muncul di tengah tekanan ekonomi dan lemahnya kesadaran etika usaha. Ia menegaskan perlunya pengawasan rantai pasok rempah sejak hulu agar keaslian produk tetap terjamin.

Refleksi dari Dapur Rumah Tangga

Kisah ini menjadi pengingat bagi banyak keluarga bahwa keaslian bahan dapur menentukan cita rasa setiap hidangan. Sedikit saja perubahan bahan dapat mengubah seluruh rasa masakan. Bayangkan sup iga tanpa sentuhan lada sejati, atau bakso tanpa semburat pedas khas lada hitam.

Di Wonosobo, banyak ibu rumah tangga kini memilih membeli biji merica langsung dari petani atau toko rempah terpercaya. Langkah sederhana ini menjadi bentuk nyata kesadaran baru terhadap pentingnya kejujuran pangan.

Harapan di Tengah Kehebohan Kasus Merica Palsu

Penangkapan dua warga Cirebon ini menjadi peringatan keras bagi pelaku usaha yang bermain curang di sektor pangan. Keuntungan cepat tidak sepadan dengan kehilangan kepercayaan dan risiko pidana yang menanti.

Bagi masyarakat, kasus merica palsu berbahan sagu ini menjadi pelajaran berharga untuk selalu waspada terhadap produk bumbu yang tampak sempurna namun dijual di bawah harga wajar. Di balik butiran kecil merica, tersimpan pesan besar tentang kejujuran, kualitas, dan tanggung jawab sosial dalam setiap racikan rasa di dapur Indonesia.

Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Lokal

Baca juga artikel lainnya: Penculikan Bilqis: Kronologi, Penangkapan, dan Dugaan Transaksi Ilegal

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved