Harga Batubara Melonjak di Tengah Konflik Timur Tengah!

JAKARTA, incaberita.co.id – Harga Batubara melonjak signifikan di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah, menjadikannya sebagai bahan bakar alternatif utama di tengah ketidakpastian pasokan gas alam cair (LNG) dan minyak mentah. Menurut data Refinitiv, harga batubara pada Senin (23/6/2025) ditutup di US$ 112,95 per ton, menandai penguatan 0,62% dan kenaikan beruntun selama sembilan hari, tertinggi sejak awal Februari 2025.
Selat Hormuz dan Harga Batubara Ancam Pasokan Energi
Ancaman terhadap jalur pengiriman energi melalui Selat Hormuz — termasuk 20% pasokan LNG dunia dari Qatar — meningkatkan premi risiko energi global. Ketegangan ini mencapai puncaknya setelah Amerika Serikat bergabung dengan Israel dalam serangan udara terhadap Iran, menghancurkan fasilitas nuklir Iran.
Kenaikan LNG dan Daya Saing Harga Batubara
Sumber Gambar : Business Insight
Kondisi ini mendorong harga LNG naik signifikan di pasar Asia Utara, mencapai US$14 per juta British thermal unit (MMBtu), naik dari US$12,6 per MMBtu. Kenaikan pasar LNG ini membuat batubara kembali menjadi pilihan kompetitif di pasar Jepang dan Korea Selatan. Harga batubara termal Australia dengan nilai energi 6.000 kilokalori per kilogram di Pelabuhan Newcastle naik ke US$109,41 per ton metrik. Jika dikonversi ke satuan MMBtu, harganya setara dengan US$12,18, lebih murah sekitar 13% dibanding LNG.
Tren ini memicu peningkatan impor batubara, terutama di Jepang. Data Kpler mencatat volume impor Jepang mencapai 6,57 juta ton pada Juni, naik dari 6,39 juta ton pada Mei. Proyeksi untuk Juli bahkan mencapai 7,23 juta ton — mendekati 70% dari volume Juli 2024.
Rusia Tantang Dominasi Harga Batubara Indonesia di China
Namun, Indonesia menghadapi tantangan besar dari Rusia. Menurut laporan Kommersant yang dikutip Reuters, Rusia berhasil meningkatkan ekspor batubara ke China di tengah penurunan volume dari Indonesia. Ekspor Rusia ke China naik 2% pada Januari-April 2025, sementara pengiriman dari Indonesia turun 10%. Faktor kualitas menjadi kunci. Harga atubara Rusia memiliki kalori tinggi (>5.500 kcal/kg) dan fleksibilitas yang menarik, selaras dengan regulasi lingkungan baru di China. Sebaliknya, harga batubara Indonesia yang umumnya berkualitas rendah semakin kehilangan daya saing. Pada Mei, ekspor Rusia ke China mencapai 4,58 juta ton.
Batubara Kembali Diuntungkan Secara Global
Secara keseluruhan, lonjakan harga batubara saat ini mencerminkan pergeseran geopolitik dan perubahan preferensi pasar energi global. Ketegangan di Timur Tengah serta naiknya LNG menjadi katalis utama yang menguntungkan, namun menantang posisi negara-negara eksportir seperti Indonesia.
Baca juga artikel menarik lainnya seputar Arab Kecam AS atas Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran!