Grand Final MPL ID Season 16: AE Kembali Hadapi ONIC — Siapa yang Akan Bangkit?
Jakarta, incaberita.co.id – Dalam dunia e-sports Indonesia, ketika dua tim besar — ONIC Esports dan Alter Ego (AE) — kembali saling berhadapan di babak puncak, maka kita tak hanya menonton pertandingan, tapi kisah yang terus berlanjut.
Musim reguler MPL Indonesia Season 16 telah menyajikan berbagai momen krusial: ONIC sebagai tim juara bertahan mempertahankan dominasi mereka, sementara AE menunjukkan kebangkitan performa yang signifikan hingga menembus final upper bracket.
Ketika Grand Final MPL ID diumumkan, seluruh dunia penggemar MLBB di Indonesia pun menahan napas — karena tidak hanya gelar yang diperebutkan, tapi juga momen pembuktian: apakah ONIC akan mempertahankan statusnya, atau AE yang telah lama menunggu saatnya akan merebut tahta.
Jalan Menuju Grand Final: Perjalanan ONIC dan AE

Image Source: Ayo Semarang
Musim reguler MPL ID S16 berjalan dengan format double round-robin untuk seluruh tim, dilanjutkan oleh format playoff hybrid elimination.
ONIC tampil dominan: menurut catatan resmi, mereka menutup musim reguler dengan rekor impresif, mempertahankan konsistensi dan kedisiplinan yang menjadi ciri khas mereka.
Sementara itu, AE melakukan gebrakan — meningkatkan koordinasi, memperkuat rotasi peta, dan menunjukkan bahwa mereka bukan lagi “kuda hitam”, melainkan contend-er serius. Kemenangan mereka di upper-bracket dan keberhasilan melaju ke final menjadi bukti.
Dalam playoff, persaingan mencapai puncak ketika AE dan ONIC berhasil melangkah ke grand final dari jalur yang berbeda namun sama ambisiusnya. Pertemuan mereka bukan kebetulan — melainkan ritual besar yang dinantikan.
Drama Grand Final: Title, Taruhan, dan Strategi Tertinggi
Grand Final MPL ID Season 16 bukan sekadar final biasa. Format best-of-seven memastikan bahwa kemenangan tak bisa didapat dengan mudah — tim harus menang dalam serial panjang, menahan tekanan, dan menjaga fokus dari game pertama hingga game terakhir.
Saat AE dan ONIC bersua, beberapa hal menjadi sorotan:
-
Draft hero: Siapa yang memilih hero kunci? Bagaimana tim bereaksi terhadap banned hero lawan?
-
Rotasi map dan objektif: Tak hanya pertarungan 5v5 biasa, kontrol map — lord, turtle, buff — menjadi penentu.
-
Mental dan momentum: Ketika satu tim tertinggal 0-2, apakah mereka mampu bangkit? Ketika memimpin 3-1, apakah mereka bisa menjaga fokus?
Bagi ONIC sebagai juara bertahan, tekanan untuk mempertahankan gelar besar. Bagi AE, ini adalah kesempatan untuk membalik narasi: dari pengikut menjadi pemimpin.
Kunci Kemenangan dan Pelajaran dari Final
Dari musim ke musim, ada beberapa pelajaran penting yang muncul dari grand final seperti ini. Di MPL ID S16:
-
Tim yang unggul dalam rotasi awal sering kali mendapatkan keuntungan psikologis. Orang yang lebih dulu mengamankan objektif besar (turtle atau lord) cenderung mengendalikan tempo.
-
Konsistensi dalam mid game hingga late game: Banyak tim unggul di early game tapi kehilangan momentum karena kesalahan kecil — posisi, ward, atau serangan gila yang tak terkoordinasi.
-
Adaptasi terhadap draft lawan sangat krusial. AE yang tampil baik musim ini dikenal karena fleksibilitas hero pick-nya, sementara ONIC dikenal karena gaya bermain stabil dan disiplin.
-
Tekanan publik dan ekspektasi besar bisa menjadi beban. Tim juara bertahan sering kali harus menjalankan lebih banyak “skrip kemenangan” dibanding tim yang ingin mengubah nasib.
Implikasi Kemenangan: Siapa yang Akan Unggul?
Jika ONIC menjuarai, maka mereka mengokohkan dominasi mereka dalam MPL ID — dan sekali lagi menunjukkan bahwa mereka adalah “tim raja” dalam scene Mobile Legends Indonesia.
Namun jika AE berhasil, maka kita akan menyaksikan perubahan era: tim lama terbukti bisa digoyang, dan generasi baru menunjukkan bahwa puncak bisa digapai dengan kesiapan, inovasi, dan tekad.
Bagi pengamat esports, grand final S16 menjadi indikator penting: bagaimana level kompetisi telah meningkat, dan seberapa siap tim Indonesia menghadapi panggung internasional yang makin berat.
Apa Maknanya bagi Penggemar dan Ekosistem Esports Indonesia
Grand Final MPL ID Season 16 bukan hanya gelaran untuk dua tim, tapi momentum untuk seluruh komunitas:
-
Penonton setia mendapatkan tontonan berkualitas tinggi dengan produksi profesional.
-
Sponsor dan brand melihat nilai yang semakin meningkat — kemitraan esports kini diterima secara mainstream.
-
Pemain muda melihat bahwa jalur karir di esports bukan mimpi belaka: dari MDL, lalu MPL, dan mungkin internasional.
-
Industri esports Indonesia semakin matang — dari sisi regulasi, infrastruktur, hingga visualisasi pertandingan.
Kesimpulan
“Grand Final MPL ID” Season 16 adalah puncak drama, persaingan, dan kebangkitan di dunia Mobile Legends Indonesia. Ketika AE dan ONIC kembali saling bertemu, bukan hanya gelar yang dipertaruhkan—melainkan sejarah baru yang bisa terukir.
Baginda Raja Dio, pertarungan ini sangat layak untuk disaksikan oleh siapa saja yang mencintai esports. Bagaimanapun hasilnya, kemenangan atau kekalahan akan meninggalkan pelajaran dan inspirasi bagi seluruh komunitas.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Lokal
Baca Juga Artikel Dari: Onadio Leonardo Ditangkap Polisi Akibat Terjerat Kasus Narkoba!
