Banjir di Kemang Sebabkan Kemacetan Parah Hingga Warga Kesulitan Akses!
JAKARTA, incaberita.co.id — Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta Selatan beberapa waktu lalu memicu banjir di Kemang, tepatnya di kawasan Jalan Kemang Raya. Air mulai naik pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB dan langsung merendam sejumlah titik utama. Akibatnya, arus lalu lintas di kawasan tersebut lumpuh total dan warga pun mulai mengeluh karena aktivitas terganggu.
Salah satu warga bernama Wahyu, seorang pedagang gerobak, menceritakan bagaimana dirinya kesulitan untuk mendorong dagangannya pulang setelah banjir di Kemang membuat jalan tidak bisa dilalui kendaraan. “Lumpuh udah tuh dari jam 16.00-17.00 WIB lah,” ujarnya ketika ditemui di lokasi, Sabtu (1/11/2025).
Kawasan Kemang yang dikenal sebagai pusat kuliner dan hiburan Jakarta Selatan itu kini kembali menjadi sorotan. Selain karena ketinggian air yang mencapai betis hingga pinggang orang dewasa, banjir kali ini juga memperlihatkan masih lemahnya sistem drainase di area tersebut.
Dampak Langsung Banjir di Kemang terhadap Aktivitas Warga
Wahyu mengaku, kemacetan yang terjadi akibat banjir di Kemang membuatnya harus menunggu hingga malam hari untuk bisa pulang. Namun, meski sudah menunggu hingga pukul 21.00 WIB, lalu lintas di Jalan Kemang Raya tetap tidak bergerak. “Saya aja maksain jam 9 pelan-pelan lewat pinggir, sampe rumah jam 10, padahal deket di situ ngontrak,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kondisi tersebut sangat melelahkan. Biasanya, perjalanan pulang ke rumah hanya memakan waktu 20 hingga 30 menit, tetapi kali ini menjadi satu jam penuh karena harus mendorong gerobaknya di tengah genangan air. “Pegel, lumayan nguras fisik, betis cangkeul,” keluhnya sambil tertawa pahit.
Selain pedagang, banyak warga lain yang mengalami kesulitan serupa. Akses jalan yang terputus menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi di kawasan tersebut, terutama bagi pelaku usaha kecil yang bergantung pada lalu lintas pelanggan harian.
Kesaksian Petugas Parkir di Tengah Macet dan Genangan
Tidak hanya warga biasa, petugas parkir pun ikut merasakan dampak banjir di Kemang yang menyebabkan kemacetan ekstrem. Seorang juru parkir bernama Idan mengatakan bahwa malam itu, kendaraan yang melintas di Jalan Kemang Raya benar-benar tidak bergerak.
“(Parkiran) penuh, cuma kan nggak kita mintain, karena pada kejebak macet, jadi ngetem dulu di pinggiran,” ujarnya sambil menunjukkan area parkir yang kini sudah bersih dari genangan.

Sumber Gambar : DetikNews.com
Idan juga menjelaskan bahwa terdapat dua titik banjir parah di kawasan itu. “Yang pertama di pertigaan ke Jalan Kemang Selatan VII, satu lagi di depan Kem Chicks. Itu yang paling parah. Airnya udah hampir sepinggang,” tambahnya. Ia sendiri baru bisa pulang sekitar tengah malam setelah banjir mulai surut.
Analisis Penyebab dan Kondisi Drainase di Kemang
Fenomena banjir di Kemang bukan hal baru bagi warga sekitar. Lokasi yang berada di dataran rendah serta sistem drainase yang belum maksimal sering menjadi penyebab utama. Beberapa ahli lingkungan menilai bahwa pembangunan yang pesat tanpa memperhatikan daya tampung air turut memperburuk kondisi tersebut.
Menurut pengamat tata kota, Bambang Suryo, “Kawasan Kemang memang unik karena posisinya rendah dan padat. Kalau curah hujan tinggi dan air kiriman dari daerah lain masuk, otomatis akan meluap.” Ia menambahkan bahwa pembenahan sistem saluran air menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Sementara itu, pihak Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta telah menurunkan petugas untuk melakukan pengecekan saluran di sepanjang Jalan Kemang Raya. Mereka juga berjanji akan melakukan perbaikan dan pengerukan agar kapasitas saluran bisa menampung debit air yang lebih besar saat hujan deras.
Reaksi dan Keluhan Masyarakat atas Banjir di Kemang
Kemarahan dan kelelahan warga semakin terasa setelah banjir di Kemang menyebabkan kemacetan panjang hingga berjam-jam. Banyak pengguna jalan terjebak tanpa bisa bergerak selama lebih dari lima jam. Di media sosial, warganet juga menyoroti buruknya manajemen lalu lintas di area tersebut saat terjadi banjir.
Salah satu warganet menulis di platform X (Twitter), “Setiap kali hujan deras, pasti Kemang jadi kolam renang. Kapan dibenahi drainasenya?” Cuitan tersebut mendapatkan ribuan retweet dan komentar, menandakan tingginya perhatian masyarakat terhadap kondisi kawasan tersebut.
Pedagang seperti Wahyu dan petugas parkir seperti Idan berharap agar pemerintah segera melakukan tindakan nyata. “Kami cuma pengen jalan ini gak banjir terus. Kalau hujan dikit aja udah tergenang, gimana mau kerja tenang,” kata Idan lirih.
Upaya Pemerintah dan Harapan Warga ke Depan
Menanggapi banjir di Kemang, Pemprov DKI Jakarta berencana melakukan revitalisasi saluran air di kawasan tersebut mulai akhir tahun ini. Pengerjaan proyek drainase baru akan difokuskan di titik-titik rawan genangan seperti di depan Kem Chicks dan pertigaan Kemang Selatan VII.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Arif Wibowo, mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Satpol PP untuk memastikan lalu lintas tetap lancar selama proses perbaikan. “Kami belajar dari kejadian kemarin. Ke depan, kami ingin memastikan banjir di Kemang tidak lagi menghambat aktivitas warga,” tegasnya.
Warga Kemang berharap agar upaya ini tidak hanya berhenti di janji, tetapi benar-benar dijalankan dengan konsisten. “Kami udah capek tiap tahun begini. Kalau bisa, jangan cuma nunggu viral baru turun tangan,” ujar Wahyu menutup pembicaraan.
Kesimpulan: Kejadian banjir di Kemang menjadi refleksi penting bagi pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air perkotaan yang lebih baik. Dengan langkah konkret dan sinergi antara warga dan pemerintah, diharapkan kawasan Kemang bisa kembali berfungsi normal tanpa ancaman genangan setiap kali hujan turun.
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang berita lokal
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Onadio Leonardo Ditangkap Polisi Akibat Terjerat Kasus Narkoba!
