May 4, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Misteri Ladang Ganja di Bromo: Wisata Disusupi Tanaman Haram?

ladang ganja di Bromo

Pada pertengahan Maret 2025, tim gabungan dari Balai Besar TNBTS, Kepolisian Resor Lumajang, TNI, dan perangkat Desa Argosari menemukan 59 titik ladang ganja di Bromo tepatnya di lereng timur Gunung Semeru, tepatnya di Blok Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Penemuan ini berawal dari penyelidikan kasus peredaran ganja di Kecamatan Tempursari, Lumajang, yang mengarah pada dugaan adanya lokasi penanaman ganja di kawasan TNBTS.

Dengan bantuan drone, tim berhasil mengidentifikasi lokasi ladang ganja di Bromo yang tersembunyi di antara semak belukar lebat dan berada di kemiringan curam. Total luas ladang ganja di Bromo yang ditemukan diperkirakan sekitar 1 hektare, dengan masing-masing titik memiliki luas bervariasi antara 4 hingga 16 meter persegi.

Proses Hukum dan Penegakan

ladang ganja di Bromo

Sumber gambar: Okezone News

Polres Lumajang menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus ini, yang semuanya merupakan warga Desa Argosari. Mereka dijerat dengan pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Lumajang, tiga terdakwa dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan denda Rp1 miliar.

Selain itu, dua warga lainnya juga ditangkap atas dugaan penanaman ganja di lima titik di Gunung Semeru. Mereka mengaku sebagai suruhan dari seseorang berinisial E yang kini masih dalam pencarian polisi.

Ladang Ganja di Bromo Milik Siapa?

Ini juga jadi misteri besar yang akhirnya mulai terkuak. Dari hasil penelusuran, pihak berwenang menangkap beberapa orang pelaku yang diduga pemilik dan pengelola ladang ganja di Bromo tersebut. Ada yang berasal dari sekitar lokasi, ada juga yang diduga pihak luar. Bahkan katanya, ladang itu punya sistem pengairan dan pola tanam yang cukup profesional.

Yang bikin saya mikir: ini bukan sekadar coba-coba. Ini skema yang sudah direncanakan. Ada indikasi kuat mereka paham bahwa lokasi itu jarang dijamah petugas. Mereka manfaatkan celah tersebut untuk menanam tanaman ganja dalam skala besar.

Dampak terhadap Lingkungan dan Pariwisata

Penemuan ladang ganja di Bromo ini menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dan citra pariwisata. Tanaman ganja yang ditanam secara ilegal dapat mengganggu ekosistem alami dan mengancam keberadaan flora dan fauna endemik di kawasan tersebut.

Namun, Balai Besar TNBTS menegaskan bahwa lokasi ladang ganja di Bromo tersebut berada di luar jalur wisata Gunung Bromo dan Gunung Semeru, sehingga tidak langsung mempengaruhi aktivitas wisatawan lokal.

Saya Langsung Kepikiran: Apakah Ladang Ganja Bisa Tumbuh di Dataran Tinggi?

Sebagai orang awam, saya kira tanaman ganja lebih cocok di tempat panas dan lembap. Tapi ternyata saya salah. Ganja bisa tumbuh di dataran tinggi dengan suhu sejuk, bahkan lebih subur karena udara bersih dan tanah vulkanik yang kaya mineral — seperti di Bromo. Ngeri juga.

Saya baca-baca, tanaman ganja itu tahan banting dan bisa tumbuh di berbagai medan. Dengan metode tertentu, mereka bisa “berkamuflase” agar tidak mudah dikenali, apalagi jika dicampur dengan semak belukar liar.

Implikasi Hukum dan Moral

Sebagai masyarakat biasa, saya cuma bisa berharap agar pelaku dihukum tegas. Ini bukan soal narkotika aja, tapi juga soal perusakan kawasan konservasi nasional. Tanaman ganja itu memang haram secara hukum Indonesia, dan menanamnya di tempat yang seharusnya dijaga untuk keanekaragaman hayati adalah pelanggaran ganda.

Dari segi moral, saya sedih banget. Rasanya kayak ada yang merampok nilai-nilai luhur dari wisata dan konservasi itu sendiri. Bromo bukan hanya tempat liburan, tapi juga simbol budaya dan warisan alam yang harus dijaga.

Bromo Bukan Satu-satunya

Saya iseng cari-cari, dan ternyata kasus serupa juga pernah terjadi di tempat lain. Beberapa kawasan hutan dan lereng gunung pernah jadi tempat ladang ganja di Bromo tersembunyi. Bahkan ada yang sampai puluhan hektar, tersebar di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Tapi kenapa sekarang baru heboh? Mungkin karena lokasinya adalah Bromo, tempat wisata mainstream yang punya nilai simbolik besar. Dan bisa jadi, ini sinyal bahwa kita perlu serius memantau kawasan konservasi. Nggak bisa hanya andalkan pos jaga atau patroli darat. Teknologi harus masuk, pengawasan komunitas harus aktif.

Apa yang Bisa Kita Lakukan Sebagai Wisatawan?

Saya yakin banyak dari kita yang cinta alam dan ingin ikut menjaga supaya ladang ganja di Bromo tidak terulang kembali. Tapi gimana caranya?

  1. Laporkan jika melihat aktivitas mencurigakan. Misalnya tenda-tenda yang jauh dari jalur resmi, atau ada orang membawa barang aneh.

  2. Hindari jalur-jalur ilegal saat mendaki atau berkemah.

  3. Bantu edukasi teman-teman yang masih berpikir “ganja itu cuma tanaman biasa, kok.”

  4. Dukung pelestarian kawasan lewat komunitas atau media sosial.

  5. Tegur dengan bijak kalau ada yang merusak alam, buang sampah sembarangan, atau melakukan tindakan aneh.

Bromo milik kita semua. Kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi?

Kok Bisa Ada Ladang Ganja di Bromo?

Itu pertanyaan besar saya juga. Menurut berita yang saya baca, ladang ganja di Bromo ini ditemukan menggunakan teknologi drone — bukan kebetulan. Jadi emang sempat dilakukan pemetaan udara untuk pemantauan kawasan, dan dari situ terlihat ada semacam area pertanian yang mencurigakan.

Setelah ditelusuri oleh tim gabungan dari pihak taman nasional, polisi, dan TNI, barulah ditemukan ladang ganja di Bromo tersembunyi itu. Luasnya sekitar 1,5 hektar, tersebar di puluhan titik. Lokasinya benar-benar susah dijangkau, ditutupi semak belukar, di lereng yang curam.

Yang bikin merinding, ladang ini diperkirakan sudah ada sejak awal tahun. Artinya, tanaman itu sempat tumbuh cukup lama tanpa terdeteksi. Bayangin kalau drone nggak dipakai, bisa jadi sampai sekarang kita nggak tahu

Langkah Pencegahan dan Pengawasan

Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) bersama dengan pihak kepolisian berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan patroli ladang ganja di Bromo guna mencegah kejadian serupa di masa depan. Penggunaan teknologi seperti drone akan diintensifkan untuk memantau aktivitas ilegal di kawasan konservasi.

Masyarakat setempat juga diharapkan berperan aktif dalam menjaga kawasan TNBTS dengan melaporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang.

Kesimpulan

Penemuan ladang ganja di Bromo Tengger Semeru menjadi peringatan serius tentang perlunya pengawasan yang lebih ketat di kawasan konservasi. Kolaborasi antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga integritas dan kelestarian kawasan ini. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Baca juga artikel berikut: Ratusan Siswa Keracunan MBG! Ancaman Program Makan Gratis?

Author