December 6, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Hari Raya Galungan 19 Nov 2025, Simak Rangkaian Acaranya!

Hari Raya Galungan

BALI, incaberita.co.id  —   Hari Raya Galungan merupakan momen penting bagi umat Hindu untuk meneguhkan kembali kemenangan dharma atas adharma. Perayaan ini mengajarkan nilai keselarasan hidup, dimana pikiran, ucapan, dan tindakan harus berada pada jalur kebenaran. Secara filosofi, Hari Raya Galungan mengajak masyarakat untuk kembali ke jati diri yang dipenuhi kebaikan.

Dalam kepercayaan Hindu, leluhur diyakini turun ke dunia pada Hari RayaGalungan untuk memberikan berkah dan perlindungan. Oleh sebab itu, umat Hindu mempersiapkan berbagai persembahan sebagai tanda bakti dan ucapan syukur. Rumah dan pura dihias dengan penjor sebagai simbol kesuburan, keteguhan, dan kemakmuran.

Selain itu, Hari Raya Galungan juga menjadi momentum bagi umat Hindu untuk mengevaluasi perjalanan hidup mereka selama enam bulan terakhir. Banyak keluarga melakukan introspeksi dan berbagi pengalaman spiritual untuk memperbaiki hubungan antarsesama. Tradisi ini menjadi ruang refleksi kolektif yang memperkuat solidaritas dan ketulusan hati.

Di beberapa desa adat, masyarakat juga mengadakan kegiatan gotong royong sebagai bentuk pengamalan dharma secara nyata. Membersihkan pura, memperbaiki fasilitas umum, dan memberikan bantuan kepada keluarga kurang mampu menjadi bagian dari implementasi nilai kebaikan selama perayaan Gulungan.

Rangkaian Upacara Menjelang Hari Raya Galungan

Perayaan Hari Raya Galungan tidak berdiri sendiri, melainkan didahului dengan sejumlah upacara penting. Salah satunya adalah Penampahan Gulungan, yang dilaksanakan sehari sebelumnya. Penampahan menjadi simbol agar manusia mampu mengendalikan sifat buruk, nafsu negatif, dan segala hal yang menjauhkan diri dari dharma.

Setelah Hari Raya Galungan, umat Hindu merayakan Umanis Gulungan. Momentum ini digunakan untuk saling mengunjungi kerabat, melakukan persembahyangan tambahan, dan mempererat hubungan sosial dan keluarga.

Rangkaian spiritual ini mengajarkan bahwa kemenangan kebaikan harus terus dirawat, tidak hanya melalui ritual, tetapi melalui perilaku sehari-hari.

Upacara menjelang HariRayaGalungan juga mengajarkan nilai disiplin dan harmoni. Setiap keluarga memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan sarana upacara, sehingga seluruh anggota rumah dapat terlibat aktif dalam proses spiritual. Nilai kebersamaan ini mendorong terciptanya hubungan keluarga yang lebih erat.

Hari Raya Kuningan sebagai Puncak Rangkaian Acara

Sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan, umat Hindu merayakan Hari Raya Kuningan sebagai puncak rangkaian upacara suci. Kuningan dirayakan pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan sesuai kalender wuku Bali yang berulang setiap 210 hari.

Kata “Kuningan” berasal dari kata “kuning” yang melambangkan kemuliaan dan kemakmuran. Umat memanjatkan doa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta para leluhur agar memperoleh perlindungan dan kesejahteraan. Menurut tradisi, pada Hari Raya Kuningan, leluhur kembali ke alam suci setelah memberikan berkah selama masa Galungan.

Hari Raya Galungan

Sumber Gambar : Read.id

Ritual persembahan dengan banten kuningan, endongan, dan tamyang menjadi ciri khas Kuningan. Seluruh umat diajak untuk merenungkan perjalanan spiritual dan memperkuat komitmen menjalankan dharma.

Hari Raya Kuningan juga memiliki suasana yang berbeda dibandingkan Galungan. Jika Galungan lebih berfokus pada kemenangan dharma, maka Kuningan menjadi simbol pamungkas hubungan suci antara manusia dan leluhur. Ritual-ritualnya lebih hening dan sarat makna batin.

Jadwal Hari Raya Galungan dan Kuningan November 2025

Pada tahun 2025, Hari Raya Galungan jatuh dua kali sesuai siklus 210 hari. Setelah perayaan di bulan April–Mei, rangkaian kedua berlangsung pada November 2025. Penentuan ini mengikuti kalender Saka Bali yang menggunakan sistem wuku.

Perayaan Gulungan pada November 2025 menjadi momen khusus, karena berlangsung di penghujung tahun ketika masyarakat Bali banyak mempersiapkan upacara besar lainnya. Suasana perayaan biasanya lebih meriah, namun tetap sakral dan penuh kesyahduan.

Jadwal lengkap mengikuti perhitungan resmi Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI serta kalender tradisional desa adat.

Selain menjadi pedoman waktu upacara, kalender Saka Bali juga menjadi acuan untuk berbagai persiapan adat. Masyarakat mengikuti tradisi turun-temurun yang berkaitan dengan simbol-simbol suci dan tata cara penentuan hari raya. Hingga kini, pengetahuan tersebut terus diwariskan secara lisan maupun melalui lontar.

Jadwal Libur Gulungan dan Kuningan di Bali

Meski Hari Raya Galungan tidak termasuk hari libur nasional, pemerintah Provinsi Bali memberikan dispensasi libur khusus. Ketentuan ini tercantum dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2024 mengenai Hari Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu.

Libur ini diberikan agar umat Hindu dapat menjalankan rangkaian upacara dengan khusyuk. Masyarakat di luar Bali tetap mengikuti aktivitas normal karena perayaan ini tidak bersifat nasional. Dispensasi libur menjadi bentuk penghormatan pemerintah terhadap keberagaman agama dan budaya di Indonesia.

Sistem dispensasi libur ini juga memberikan dampak positif bagi kelancaran proses upacara. Dengan adanya libur khusus, umat Hindu dapat menjalankan seluruh rangkaian ritual tanpa terburu-buru atau mengorbankan kewajiban pekerjaan. Hal ini juga menunjukkan bentuk toleransi yang tinggi antaragama di Indonesia.

Makna Spiritual bagi Kehidupan Umat

Perayaan Hari Raya Galungan mengandung makna mendalam yang terus diwariskan antar generasi. Selain sebagai tanda kemenangan kebaikan, Gulungan mengingatkan umat untuk senantiasa mengendalikan diri, memperbaiki perilaku, serta menjaga keharmonisan hubungan dengan sesama.

Rangkaian upacara dari Penampahan hingga Kuningan menegaskan pentingnya keseimbangan spiritual. Umat diajak untuk merenungkan perjalanan hidup, memperbaiki kualitas diri, dan memperkuat tekad menjalankan dharma setiap hari.

Hari Raya Galungan bukan hanya sebuah ritual, melainkan pedoman hidup untuk membangun kedamaian dalam diri dan lingkungan sekitar.

Nilai spiritual yang terkandung dalam Hari Raya Galungan juga mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan duniawi dan rohani. Umat Hindu diajak untuk lebih peka terhadap tindakan yang mereka lakukan, apakah sudah sesuai dengan nilai dharma atau masih dikuasai oleh keinginan material.

Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang  lokal

Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Longsor di Cilacap Menelan Banyak Korban, Pencarian Segera di Lakukan!

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved