September 22, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Reni Rahmawati Korban TPPO di China, Minta 200Jt Agar Bebas!

Reni Rahmawati

SUKABUMI, incaberita.co.id  —   Reni Rahmawati, gadis asal Cisaat, Kabupaten Sukabumi, menyimpan mimpi sederhana: memperbaiki nasib keluarga lewat pendidikan dan pekerjaan yang layak di luar negeri. Awalnya ia bekerja di sebuah pabrik, namun tawaran gaji besar dari seseorang di media sosial mengubah jalan hidupnya. Ia dijanjikan penghasilan Rp15–30 juta per bulan, angka yang menggiurkan bagi seorang anak muda.

Dengan mengikuti instruksi seseorang yang mengaku mampu memberangkatkannya, Reni Rahmawati sempat mengurus paspor di Bogor. Namun ternyata itu jebakan. Ia dipaksa menikah menggunakan wali serta saksi palsu, kemudian dibawa ke Jakarta sebelum akhirnya diterbangkan ke China. Setibanya di sana, agen langsung menjemputnya dan menahan di tempat yang tidak diketahui. Selama hampir dua bulan, keluarga sama sekali tidak mendapat kabar mengenai keberadaannya.

Pesan Pilu dari Reni Rahmawati

Kepiluan keluarga semakin terasa ketika Reni Rahmawati akhirnya berhasil mengirim pesan kepada ibunya. Dalam pesan itu, ia menangis meminta tolong, mengaku disekap, dijadikan pelampiasan nafsu, dan tidak pernah menerima gaji. Ia hanya diberi makan seadanya untuk bertahan hidup. Bahkan ketika meminta pulang, pihak yang menahannya meminta uang tebusan Rp200 juta.

Reni Rahmawati

Sumber Gambar :  Kompas.com

Kuasa hukum keluarga, Rangga Suria Danuningrat, menjelaskan kondisi tersebut. “Reni Rahmawati jelas menjadi korban TPPO. Kami sudah melapor ke pihak terkait dan berencana menghubungi BP2MI agar langkah pemulangan segera dilakukan,” ujarnya. Menurutnya, pemerintah harus bergerak cepat karena kondisi korban semakin memprihatinkan.

Perjuangan Sang Ibu Untuk Kepulangan Reni

Di balik kisah pilu itu, ada keteguhan seorang ibu bernama Emalia (55), orang tua Reni Rahmawati. Setiap hari ia menempuh perjalanan kaki sekitar tiga sampai empat kilometer menuju pabrik kue yang berada di Cikiray. Hampir satu jam ia berjalan, dilakukan empat kali dalam sepekan. Upah yang ia terima sekitar Rp50 ribu per hari sebagian besar dipakai untuk kebutuhan pokok dan kontrakan. Meski pas-pasan, Emalia masih berusaha menyisihkan sedikit demi sedikit demi biaya kepulangan putrinya.

“Berangkat jam enam, nyampe jam tujuh, kerja bungkus kue sampai sore. Upahnya memang kecil, tapi saya tabung sedikit demi sedikit untuk Reni Rahmawati,” tutur Emalia dengan mata berkaca-kaca.

Di rumah kontrakan sederhana, Emalia hidup bersama putra sulungnya yang mengalami keterbatasan mental. Ayah Reni sudah lama pergi, menjadikan ibunya tulang punggung keluarga. “Kita gak bisa makan kalo saya gak kerja. Tapi yang paling penting sekarang bagaimana bisa kumpulin uang supaya Reni cepat pulang,” tegasnya.

Harapan untuk Pemulangan Reni Rahmawati

Kisah Reni Rahmawati mendapat sorotan luas dan diharapkan segera menjadi perhatian serius pemerintah. Menteri Sosial Saifullah Yusuf, saat dimintai tanggapan, menyebut kasus ini perlu koordinasi lintas kementerian. “Korban TPPO seperti Reni Rahmawati harus menjadi prioritas. Pemerintah, aparat, dan lembaga terkait harus bersinergi agar ia bisa segera dipulangkan,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Sukabumi, H. Suryana, berharap aparat segera bertindak. “Kami tahu keluarga Reni Rahmawati sangat menderita. Jangan biarkan mereka berjuang sendiri. Negara harus hadir untuk rakyatnya,” katanya dengan nada tegas.

Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang berita lokal

Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Aksi Bakti Sosial Karang Taruna 2025: Seribu Lokasi Sejuta Aksi!

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved