Presiden Brasil Kritik PBB, Lula da Silva Sebut PBB Gagal Lindungi Gaza
JAKARTA, incaberita.co.id — Dalam pernyataannya, Presiden Brasil kritik PBB secara terbuka dengan mengatakan lembaga itu sudah tidak mampu lagi menjalankan fungsinya. Ia menegaskan bahwa sistem internasional yang dibentuk pasca Perang Dunia II kini gagal merespons realitas global yang semakin kompleks.
“Lembaga-lembaga multilateral yang dibentuk untuk mencegah tragedi semacam ini telah berhenti berfungsi. Hari ini, Dewan Keamanan PBB dan PBB tidak lagi berfungsi,” tegasnya.
Pengamat politik internasional dari Universitas Malaya, Dr. Safwan Rahmat, menilai pernyataan Lula mencerminkan frustrasi negara-negara Selatan terhadap dominasi kekuatan besar di lembaga dunia.
“Kritik Presiden Brasil terhadap PBB adalah suara dari negara berkembang yang menuntut keadilan global. PBB dianggap gagal menjalankan mandat kemanusiaannya,” kata Safwan.
Kritik Presiden Brasil terhadap Kelemahan PBB
Dalam pernyataannya, Presiden Brasil kritik PBB secara terbuka dengan mengatakan lembaga itu sudah tidak mampu lagi menjalankan fungsinya. Ia menegaskan bahwa sistem internasional yang dibentuk pasca Perang Dunia II kini gagal merespons realitas global yang semakin kompleks.
“Lembaga-lembaga multilateral yang dibentuk untuk mencegah tragedi semacam ini telah berhenti berfungsi. Hari ini, Dewan Keamanan PBB dan PBB tidak lagi berfungsi,” tegasnya.
Pengamat politik internasional dari Universitas Malaya, Dr. Safwan Rahmat, menilai pernyataan Lula mencerminkan frustrasi negara-negara Selatan terhadap dominasi kekuatan besar di lembaga dunia.
“Kritik Presiden Brasil terhadap PBB adalah suara dari negara berkembang yang menuntut keadilan global. PBB dianggap gagal menjalankan mandat kemanusiaannya,” kata Safwan.
Presiden Brasil Kritik PBB dan Sindir Trump di KTT ASEAN
Selain mengkritik PBB, Presiden Brasil kritik PBB juga menyindir Donald Trump, yang akan hadir di KTT ASEAN di Kuala Lumpur. Lula menyinggung ambisi Trump yang kerap mengklaim dirinya layak mendapat Hadiah Nobel Perdamaian.
“Bagi seorang pemimpin, berjalan dengan kepala tegak lebih penting daripada Hadiah Nobel,” ucap Lula dengan nada sindiran.

Sumber Gambar : DetikNews
Trump dikabarkan akan mengunjungi beberapa negara Asia, termasuk Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan, untuk menghadiri KTT ASEAN serta KTT APEC di Korea Selatan.
Konflik Gaza Jadi Sorotan Utama
Dalam konteks geopolitik, Presiden Brasil kritik PBB karena gagal menekan negara-negara yang terlibat dalam kekerasan di Gaza. Lula menegaskan bahwa dunia internasional tidak boleh tinggal diam melihat penderitaan warga sipil.
“Dunia harus sadar bahwa setiap bom yang dijatuhkan di Gaza adalah kegagalan moral bagi kemanusiaan,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Lula menyebut Brasil akan terus menyerukan perdamaian dan mendorong penyelidikan independen atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di wilayah konflik tersebut.
Respons Dunia terhadap Kritik Presiden Brasil
Pernyataan Presiden Brasil kritik PBB mendapat beragam tanggapan dari komunitas internasional. Beberapa pemimpin negara berkembang mendukung langkah Lula, sementara negara-negara Barat menilai kritik tersebut terlalu tajam.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan dukungannya terhadap pandangan Lula.
“Kami setuju bahwa sistem multilateral harus direformasi. Dunia memerlukan PBB yang lebih kuat, adil, dan berani menghadapi pelanggaran kemanusiaan,” kata Anwar.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan bahwa reformasi PBB adalah isu yang rumit dan membutuhkan waktu panjang.
“Kami menghargai pandangan Presiden Lula, tetapi sistem internasional bekerja melalui konsensus dan diplomasi,” ujar juru bicara Gedung Putih.
Hubungan Brasil dan AS yang Kian Menegang
Kritik Presiden Brasil terhadap PBB juga mencerminkan memburuknya hubungan diplomatik antara Brasil dan Amerika Serikat. Sejak Trump kembali ke Gedung Putih, kedua negara sering berselisih dalam isu perdagangan dan kebijakan luar negeri.
Trump sempat memberlakukan tarif hingga 50 persen terhadap produk Brasil, serta menjatuhkan sanksi pada pejabat tinggi Brasilia, termasuk seorang hakim Mahkamah Agung.
“Trump menganggap Brasil menghukum sekutunya, Jair Bolsonaro. Tapi bagi kami, hukum harus berjalan tanpa campur tangan politik,” jelas Lula.
Mahkamah Agung Brasil sebelumnya menjatuhkan hukuman 27 tahun penjara kepada mantan Presiden Jair Bolsonaro, yang merupakan sekutu dekat Trump, atas perannya dalam upaya kudeta tahun 2022.
Harapan Lula untuk Reformasi Lembaga Global
Sebagai penutup, Presiden Brasil kritik PBB bukan hanya bentuk kekecewaan, tetapi juga ajakan untuk mereformasi tatanan global. Lula menginginkan sistem internasional yang lebih adil dan inklusif, di mana suara negara-negara berkembang juga memiliki pengaruh besar.
“Kita membutuhkan PBB yang mewakili seluruh dunia, bukan hanya lima negara besar. Dunia berubah, dan lembaga global harus berubah bersama waktu,” tegas Lula da Silva.
Pengamat hubungan internasional Dr. Nuraini Shafie menilai, seruan Lula dapat menjadi momentum baru bagi reformasi global.
“Kritik Presiden Brasil terhadap PBB adalah sinyal bahwa dunia membutuhkan sistem baru. Ini bukan sekadar kritik, tapi panggilan moral untuk keadilan global,” ujarnya.
Dengan pernyataannya yang lantang di Malaysia, PresidenBrasilkritikPBB sekaligus menegaskan posisi Brasil sebagai salah satu suara terdepan dalam perjuangan menegakkan kemanusiaan dan demokrasi di tingkat dunia.
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang berita global
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Markas Scam Digerebek Militer Myanmar, Ratusan WNI Kabur ke Thailand!
