September 28, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Prabowo Buka Suara Soal Bendera One Piece: Antara Candaan

Presiden Prabowo Buka Suara Perkara Berkibarnya Bendera Anime One Piece, Bencana???

Jakarta, incaberita.co.id – Indonesia bukan negara yang asing dengan kekuatan meme. Hampir tiap minggu ada bahan baru yang viral: dari ekspresi lucu pejabat sampai typo lucu di plang jalan. Tapi yang terjadi minggu ini terasa agak absurd—bahkan untuk standar jagat maya Indonesia.

Semuanya bermula dari sebuah gambar bendera yang diunggah oleh seorang netizen. Bendera tersebut diduga mirip dengan lambang bajak laut dalam anime legendaris One Piece—bendera tengkorak dengan latar belakang hitam dan simbol tulang menyilang, khas kru Topi Jerami yang dipimpin oleh Monkey D. Luffy.

Tapi yang bikin heboh, gambar itu dihubungkan dengan acara resmi yang melibatkan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto. Warganet pun langsung ramai. Sebagian bilang itu kebetulan. Sebagian lain menyebutnya sebagai bentuk “pemberontakan gaya pop culture”.

Lalu, akhirnya, Prabowo buka suara. Ia memberi komentar ringan, sedikit tersenyum, dan menjelaskan konteks yang sebenarnya. Namun, narasi publik kadung berkembang. Dari lucu, jadi serius. Dari hiburan, jadi debat soal etika dan citra negara.

Fenomena ini menggabungkan tiga unsur yang sangat kuat: politik, anime, dan kecepatan viral media sosial. Dan ketika ketiganya bercampur, kamu tahu: ini bukan sekadar bendera.

Apa Sebenarnya yang Terjadi?

Prabowo Buka Suara

Image Source: Urbancity

Mari kita mundur sedikit. Peristiwa ini bermula dari acara resmi kenegaraan—detailnya adalah kunjungan kerja dan latihan bersama militer di salah satu titik pertahanan di wilayah timur Indonesia. Seperti biasa, acara berlangsung dengan sambutan, inspeksi, hingga pengibaran simbol-simbol satuan militer.

Salah satu simbol yang dikibarkan ternyata memiliki desain yang menyerupai logo Jolly Roger—lambang bajak laut dalam serial One Piece. Apakah ini kesengajaan? Tidak. Menurut pihak resmi dari Kementerian Pertahanan, desain tersebut adalah logo satuan pasukan khusus yang sudah digunakan jauh sebelum anime itu booming di Indonesia.

Namun, karena visualnya identik dan karena konteks One Piece sedang ramai akibat film live action dan manga yang memasuki babak akhir, maka imajinasi publik langsung terkoneksi.

Seorang warganet dengan akun parodi bahkan mengunggah foto Prabowo dengan caption “Kapten Luffy approved.” Dalam hitungan jam, foto itu jadi bahan candaan di Twitter (atau sekarang X), Instagram, dan bahkan TikTok.

Dan yang mengejutkan, banyak netizen justru bangga. “Ternyata Pak Prabowo tahu One Piece,” tulis seorang pengguna. Lainnya membuat editan foto Prabowo memakai topi jerami, lengkap dengan efek mata anime berkilau.

Tanggapan resmi dari Prabowo Subianto sendiri disampaikan dengan gaya yang santai. Dalam pernyataan singkat di media, ia berkata, “Itu hanya simbol satuan. Kalau mirip One Piece, ya mungkin itu karena bajak laut sudah dari dulu punya lambang tengkorak. Jangan terlalu serius lah.”

Tawa pun pecah di ruang konferensi pers. Tapi tetap saja, isu ini tak berhenti begitu saja. Karena, sekali lagi, ini adalah soal simbol. Dan simbol, meskipun remeh, bisa mengandung makna politis jika diseret terlalu jauh.

Simbolisme, Anime, dan Politik: Kenapa Ini Bisa Viral?

Kenapa bendera bergambar tengkorak bisa langsung dihubungkan dengan One Piece? Jawabannya sederhana: anime ini bukan sekadar hiburan. Ia adalah bagian dari budaya pop global yang menyentuh jutaan orang. Di Indonesia sendiri, One Piece sudah mengakar kuat sejak awal 2000-an, terutama lewat siaran televisi dan komunitas manga.

Monkey D. Luffy dan kawan-kawan dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap tirani, pencarian keadilan sejati, dan semangat kebebasan. Maka, saat ada simbol mirip Jolly Roger di acara militer, warganet langsung mengaitkannya dengan nilai-nilai itu—dengan sedikit bumbu satire tentu saja.

Dalam dunia politik, simbolisme punya peran besar. Bendera, warna, gestur tangan, hingga gaya pakaian bisa menimbulkan persepsi publik. Jadi wajar jika peristiwa ini menjadi bahan pembicaraan serius di beberapa kalangan—meskipun awalnya cuma lucu-lucuan.

Dosen komunikasi politik dari salah satu universitas ternama menyebut bahwa viralnya insiden bendera ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh budaya pop dalam lanskap politik kontemporer. “Politik sekarang tidak bisa lepas dari visual. Dan ketika visual itu bersinggungan dengan ikon global seperti One Piece, dampaknya langsung besar,” katanya.

Tak heran jika banyak partai atau tokoh politik kini mulai memakai pendekatan pop culture dalam strategi mereka. Termasuk memanfaatkan momentum seperti ini untuk tampil lebih dekat dengan generasi muda.

Reaksi Publik dan Dunia Maya yang Tak Terduga

Viralnya insiden bendera ini menghadirkan berbagai spektrum reaksi.

1. Kelompok yang Menganggap Lucu

Mayoritas netizen menganggap ini hal ringan. Mereka membuat meme, video editan, dan bahkan ada yang membuat ulang bendera tersebut dalam bentuk merchandise. Beberapa fans One Piece bahkan bilang, “Ini saatnya menjadikan Luffy sebagai duta anti-korupsi.”

2. Kelompok yang Mengkritik

Ada juga yang menyayangkan kurangnya sensitivitas terhadap simbol negara. Bagi mereka, acara resmi seharusnya steril dari visual yang bisa disalahartikan. “Simbol militer tidak boleh main-main,” tulis salah satu pengguna LinkedIn.

3. Fans One Piece yang Terbagi Dua

Lucunya, bahkan komunitas One Piece pun terbelah. Ada yang bangga simbolnya viral, ada yang khawatir bahwa makna asli bajak laut Topi Jerami jadi bias atau disalahartikan sebagai simbol kekerasan.

4. Politikus yang Menanggapi

Beberapa politikus muda ikut menanggapi. Salah satu anggota dewan dari partai baru mengatakan, “Kalau memang Pak Prabowo suka One Piece, saya siap duel pakai Naruto.” Sekali lagi, humor jadi senjata.

Yang jelas, kejadian ini menunjukkan betapa cepatnya narasi bisa dibentuk oleh internet. Sesuatu yang mungkin tidak disengaja, bisa jadi sorotan nasional hanya dalam hitungan jam. Dunia maya tidak menunggu klarifikasi. Ia menciptakan realitasnya sendiri.

Dari Meme ke Pelajaran tentang Komunikasi Publik

Meski terkesan remeh, kasus bendera One Piece ini menyimpan pelajaran penting bagi pejabat publik, institusi negara, dan bahkan kita sebagai warga digital.

1. Transparansi dan Kecepatan Tanggap

Pernyataan cepat dari Prabowo berhasil meredam isu sebelum meluas. Gaya santainya juga membuat publik tidak merasa disalahkan karena ikut bercanda. Ini contoh baik bahwa pemimpin harus bisa adaptif dengan budaya internet.

2. Visual Harus Diperhitungkan

Setiap simbol yang muncul dalam acara resmi harus dipastikan tidak punya kesamaan dengan entitas lain, apalagi yang bisa memicu kontroversi. Karena di era visual seperti sekarang, satu gambar bisa mengalahkan seribu klarifikasi.

3. Kolaborasi Budaya Pop dan Politik

Kenapa tidak memanfaatkan kekuatan anime atau budaya pop untuk hal yang lebih besar? Kampanye vaksin, anti-narkoba, atau bela negara bisa dikemas dengan gaya One Piece, Naruto, atau Attack on Titan. Generasi muda lebih mudah tersentuh lewat figur yang mereka kenal.

4. Internet Tak Bisa Dikendalikan, Tapi Bisa Dikelola

Kita tak bisa mencegah netizen bikin meme. Tapi kita bisa membentuk narasi agar tetap sehat. Seperti yang dilakukan dalam kasus ini—tidak defensif, tidak menyalahkan, cukup dijelaskan dengan jujur dan santai.

Prabowo Subianto mungkin tidak pernah menyangka bahwa dalam karier politik dan militer panjangnya, ia suatu hari akan dikaitkan dengan anime bajak laut. Tapi inilah realitas hari ini—politik dan budaya pop tidak lagi terpisah. Mereka saling mengisi, saling membentuk.

Penutup: Antara Bendera, Bajak Laut, dan Bangsa yang Semakin Terhubung

Peristiwa ini memang hanya sekelebat dari hiruk-pikuk politik Indonesia. Tapi dampaknya menunjukkan bahwa publik kini semakin peka pada simbol, humor, dan narasi visual.

Bendera yang semula hanya simbol satuan pasukan, berubah jadi bahan candaan nasional, kemudian menjadi bahan diskusi tentang identitas, komunikasi, dan keterhubungan global. Semua ini terjadi hanya karena satu gambar.

Mungkin, di masa depan, pemimpin yang cerdas bukan hanya mereka yang tahu strategi politik, tapi juga yang paham bahwa simbol—seaneh apapun—bisa jadi bahasa paling efektif untuk menyentuh hati rakyat.

Dan kalau memang ada pemimpin yang bisa membawa semangat Luffy—berani, jujur, dan tidak menyerah—kenapa tidak?

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Lokal

Baca Juga Artikel Dari: Korupsi Kuota Haji, KPK Panggil Eks Menag Yaqut Cholil Qoumas!

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved