Pembunuhan Bocah di Toilet Masjid, Polisi Ungkap Kronologinya!

MAJALENGKA, incaberita.co.id — Kasus pembunuhan bocah di toilet masjid di Kabupaten Majalengka mengguncang masyarakat Jawa Barat. Bocah laki-laki berusia 11 tahun ditemukan tewas di toilet masjid dekat kantor Desa Sadasari, Kecamatan Argapura. Kasus ini terjadi pada Sabtu (18/10) sore dan langsung memicu duka serta kemarahan warga.
Kapolres Majalengka AKBP Willy Andrian mengungkapkan kronologi kejadian. Korban awalnya sedang bermain sepeda di sekitar masjid saat pelaku berinisial G (24) menghampirinya. Menurut Willy, pelaku yang memiliki kecenderungan perilaku menyimpang mendekati korban dengan bujuk rayu dan iming-iming uang Rp700 ribu.
“Pelaku sengaja berkeliling mencari mangsa. Ketika melihat korban, timbul niat jahat. Korban yang masih anak-anak mudah dibujuk,” ujar AKBP Willy saat konferensi pers di Mapolres Majalengka, Senin (20/10/2025).
Pelaku lalu mengajak korban ke toilet masjid. Di sanalah tragedi pembunuhan bocah di toilet terjadi. Menurut keterangan polisi, pelaku sempat berusaha melakukan tindakan tidak senonoh, namun korban menolak dan berontak.
Detik-Detik Kejamnya Pembunuhan Bocah di Toilet
Dalam penyelidikan, diketahui bahwa pembunuhan bocah di toilet dilakukan secara spontan. Tidak ada rencana sebelumnya, namun pelaku kehilangan kendali saat korban melawan. Kapolres menjelaskan bahwa pelaku mendorong korban hingga kepalanya terbentur tembok lalu mencekiknya hingga tewas.
“Pelaku kesal karena korban berontak. Akibat dorongan kuat, kepala korban terbentur dan sobek, lalu dicekik hingga meninggal dunia,” jelas Willy.
Usai memastikan korban tidak bernyawa, pelaku panik dan melarikan diri meninggalkan lokasi. Jenazah bocah malang itu kemudian ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di dalam toilet masjid. Peristiwa ini sontak menyebar cepat di media sosial dan menimbulkan keprihatinan publik.
“Kami masih memeriksa kondisi psikologis pelaku. Ada indikasi kelainan perilaku seksual yang menyebabkan tindakan menyimpang ini,” tambah Willy.
Penyelidikan Cepat Ungkap Pelaku Pembunuhan
Polisi bergerak cepat setelah laporan pembunuhan bocah di toilet diterima. Tim Satreskrim Polres Majalengka melakukan penyelidikan mendalam menggunakan metode Scientific Investigation (SJI). Mereka mengumpulkan barang bukti dari TKP, memeriksa CCTV sekitar masjid, serta menganalisis sidik jari dan data forensik.
“Kami terapkan penyelidikan ilmiah. Dari hasil olah TKP dan analisis digital forensik, pelaku berhasil teridentifikasi hanya dalam waktu dua hari,” kata Kasat Reskrim Polres Majalengka AKP Iwan Kusnadi.
Pelaku akhirnya ditangkap di wilayah Majalengka Kota pada Senin (20/10) pukul 16.30 WIB. Saat ditangkap, polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti jaket panjang, celana, helm, telepon genggam, dan sepeda motor yang digunakan pelaku.
“Kami juga mengamankan sepeda milik korban sebagai barang bukti tambahan,” ujar Iwan.
Pelaku kini mendekam di tahanan Polres Majalengka dan menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik.
Motif dan Latar Belakang Pembunuhan Bocah di Toilet
Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku pembunuhan bocah di toilet diketahui bertindak tanpa perencanaan. Namun, polisi menemukan indikasi kuat bahwa pelaku memiliki dorongan seksual menyimpang. AKBP Willy menjelaskan bahwa tindakan ini termasuk kategori kekerasan terhadap anak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak.
“Tindakan pelaku jelas memenuhi unsur pembunuhan dan kekerasan seksual terhadap anak. Kami akan jerat pelaku dengan Pasal 338 KUHP dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak,” tegas Willy.
Sumber Gambar : Kompas.com
Jika terbukti bersalah, pelaku terancam hukuman seumur hidup atau pidana penjara maksimal 15 tahun. Polisi juga akan berkoordinasi dengan psikolog forensik untuk menilai kondisi mental pelaku.
Sementara itu, psikolog anak, Dr. Ratna Lestari, menilai kasus pembunuhan bocah di toilet ini menunjukkan pentingnya edukasi anak-anak tentang bahaya orang asing dan pelecehan seksual.
“Anak-anak harus diberi pemahaman sejak dini untuk waspada terhadap bujuk rayu orang yang tidak dikenal. Ini adalah tanggung jawab bersama antara orang tua dan sekolah,” jelas Dr. Ratna.
Reaksi Masyarakat dan Komitmen Polisi Terhadap Kasus
Masyarakat Majalengka menyambut baik langkah cepat kepolisian dalam mengungkap kasus pembunuhan bocah di toilet ini. Kepala Desa Sadasari, Heri Susanto, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada aparat atas kinerja cepat mereka.
“Kami sangat terpukul dengan kejadian ini. Korban masih kecil, warga kami sendiri. Kami berharap pelaku dihukum seberat-beratnya,” ujar Heri dengan nada haru.
Di sisi lain, aktivis perlindungan anak dari LSM Suara Kecil Indonesia, Maya Puspita, menekankan pentingnya pengawasan di area publik seperti masjid dan sekolah.
“Kasus pembunuhan bocah di toilet ini menjadi peringatan bahwa ruang publik harus lebih aman. Penerangan, kamera CCTV, dan penjaga keamanan sangat penting,” tegasnya.
Kapolres Majalengka berjanji akan terus memantau proses hukum pelaku hingga selesai. Ia juga menegaskan komitmen jajarannya untuk memperkuat pengawasan di fasilitas umum agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami akan meningkatkan patroli di area publik, termasuk tempat ibadah. Kasus pembunuhan bocah di toilet ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua,” pungkas AKBP Willy.
Dengan terungkapnya kasus tragis ini, masyarakat berharap keadilan dapat ditegakkan dan menjadi momentum untuk memperkuat perlindungan anak di seluruh Indonesia.
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang berita lokal
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Demo Siswa SMA Negeri 11 Semarang Tuntut Keadilan dalam Kasus Pelecehan Digital