Patrick Kluivert Dipecat Usai Timnas Gagal Lolos ke Piala Dunia
JAKARTA, incaberita.co.id — Kabar mengejutkan datang dari dunia sepak bola nasional. Patrick Kluivert dipecat oleh PSSI melalui mekanisme mutual termination pada Kamis (16/10). Keputusan ini mengakhiri kerja sama selama hampir satu tahun antara pelatih asal Belanda itu dan federasi sepak bola Indonesia.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menulis ucapan perpisahan yang menyentuh di akun media sosialnya.
“Terima kasih atas kontribusi yang sudah diberikan Coach Patrick Kluivert dan tim kepelatihan selama hampir 12 bulan untuk PSSI dan Timnas Indonesia” tulis Erick.
Erick menegaskan bahwa keputusan Patrick Kluivert dipecat bukan karena kegagalan, melainkan hasil evaluasi menyeluruh demi arah baru program jangka panjang Timnas.
Juru bicara PSSI, Arya Sinulingga, menambahkan bahwa keputusan ini dilakukan dengan penuh rasa hormat dan profesionalitas.
“Patrick Kluivert dipecat setelah melalui diskusi panjang antara federasi dan pihak pelatih. Tidak ada konflik, semuanya disepakati bersama demi kebaikan kedua pihak” ujar Arya dalam konferensi pers di Jakarta.
Alasan dan Latar Belakang di Balik Patrick Kluivert Dipecat
Sumber internal PSSI menyebutkan bahwa keputusan Patrick Kluivert dipecat diambil setelah serangkaian diskusi intens dengan komite teknis. Salah satu pertimbangannya adalah kebutuhan akan pelatih dengan pendekatan taktik berbeda menjelang target besar 2030.
“Coach Kluivert membawa semangat profesional yang tinggi. Namun, setelah evaluasi, kami merasa perlu mencari figur yang lebih adaptif dengan karakter pemain Asia Tenggara,” ujar salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI yang enggan disebut namanya.
Selain faktor taktik, adaptasi terhadap kultur sepak bola Indonesia juga menjadi pertimbangan utama. Dalam beberapa laga uji coba dan kualifikasi, pelatih asal Belanda itu dinilai kesulitan mengoptimalkan potensi pemain lokal yang memiliki gaya bermain cepat dan kreatif.

Sumber Gambar : BolaSkor
Meski demikian, federasi tetap mengapresiasi kontribusi Kluivert dan timnya, termasuk untuk Timnas U-23 dan U-20. Kinerja pelatih asal Belanda itu dianggap membantu meningkatkan disiplin dan mental bertanding para pemain muda.
Seorang analis sepak bola dari Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Bimo Prasetya, menilai keputusan ini rasional.
“Patrick Kluivert dipecat bukan berarti gagal total. Tapi PSSI sedang melakukan reposisi strategi. Target Piala Dunia 2030 membutuhkan fondasi dan filosofi yang disesuaikan dengan karakter pemain lokal,” jelasnya.
Menurut Bimo, pergantian pelatih seperti ini lazim di dunia sepak bola modern. Ia mencontohkan bagaimana federasi seperti Jepang dan Korea Selatan rutin melakukan evaluasi menyeluruh setiap dua tahun untuk memastikan arah pembinaan tetap relevan.
Erick Thohir Beberkan Target Baru Untuk Timnas
Dalam pernyataan lanjutannya, Erick Thohir menegaskan bahwa Patrick Kluivert dipecat tidak mengubah arah ambisi besar PSSI. Justru, ia membeberkan tiga target baru untuk Timnas Indonesia yang kini sedang dipersiapkan untuk jangka panjang.
“Kami akan evaluasi mendalam dan menentukan pelatih berikutnya agar bisa masuk peringkat 100 besar pada FIFA, tampil kompetitif di Piala Asia 2027, dan berjuang menuju Piala Dunia 2030,” ujar Erick.
Saat ini Indonesia masih berada di peringkat 119 dunia FIFA, dan peringkat tersebut kemungkinan turun setelah kekalahan dari Arab Saudi dan Irak. Namun, Erick tetap optimis.
“Ranking bukan segalanya. Kita harus membangun sistem pembinaan berkelanjutan. Patrick Kluivert dipecat bukan akhir dari proses, melainkan awal dari perbaikan baru,” tegasnya.
Sementara itu, pemain Timnas senior Asnawi Mangkualam juga menyampaikan pandangannya terkait keputusan ini.
“Kami semua menghormati Coach Patrick. Dia membawa semangat Eropa yang disiplin. Tapi kami juga percaya PSSI tahu apa yang terbaik untuk tim,” kata Asnawi saat ditemui usai latihan di Jakarta.
Bek muda Elkan Baggott turut menyampaikan kesannya bekerja bersama Kluivert.
“Saya belajar banyak dari Coach Patrick, terutama soal positioning dan komunikasi di lapangan. Meski Patrick Kluivert dipecat, pengaruhnya tetap terasa bagi pemain muda seperti saya,” ujarnya.
Reaksi dan Harapan Usai Patrick Kluivert Dipecat
Keputusan Patrick Kluivert dipecat memicu beragam reaksi dari publik dan pengamat sepak bola Indonesia. Sebagian mendukung langkah PSSI yang dinilai tegas, sementara yang lain menilai waktunya kurang tepat menjelang sejumlah agenda besar internasional.
Jurnalis olahraga Andhika Santoso dari Bola.ID menilai bahwa momentum ini bisa menjadi awal transisi penting.
“Patrick Kluivert dipecat pada saat yang krusial. Namun, bila penggantinya segera ditetapkan dan memiliki visi yang jelas, ini bisa jadi momentum reformasi sepak bola nasional,” ujarnya.
Sementara mantan pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, memberikan pandangan positif.
“Kluivert membawa disiplin dan profesionalisme yang luar biasa. Tapi terkadang, sistem harus disesuaikan dengan budaya dan gaya bermain lokal. Saya yakin keputusan ini diambil demi kepentingan jangka panjang,” kata Simon kepada Football Nation Asia.
Dari sisi pendukung, komunitas suporter Garuda Holic mengeluarkan pernyataan resmi di media sosial mereka.
“Kami menghargai Coach Patrick dan semua jasanya. Tapi kami juga ingin melihat regenerasi dan arah baru yang lebih konsisten. Patrick Kluivert dipecat bukan hal yang mengejutkan bagi kami,” tulis pernyataan resmi mereka.
Dengan demikian, keputusan Patrick Kluivert dipecat menjadi babak baru dalam perjalanan sepak bola Indonesia. Harapan kini tertuju pada siapa sosok berikutnya yang akan memimpin Garuda Merah Putih menuju panggung dunia.
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang berita global
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Relokasi IKJ ke Kawasan Kota Tua Menjadi Napas Baru Jakarta
