October 24, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Museum Louvre Dibobol Maling: Perhiasan Era Napoleon Raib dalam 8 Menit

Museum Louvre Dibobol Maling dalam 8 Menit, Perhiasan Era Napoleon Raib dan Dunia Seni Terperanjat

JAKARTA, incaberita.co.id – Museum Louvre dibobol maling dalam peristiwa besar yang mengguncang dunia seni pada Minggu pagi, 19 Oktober 2025. Paris, kota yang identik dengan keindahan dan sejarah, tiba-tiba berubah menjadi panggung kejahatan berkelas internasional. Dalam waktu delapan menit, kelompok pencuri profesional berhasil membawa kabur delapan perhiasan kerajaan era Napoleon, termasuk mahkota, kalung, bros, dan anting dari koleksi Galeri d’Apollon.

Tidak ada alarm yang berbunyi. Tidak ada penjaga yang sempat bereaksi. Semua terjadi terlalu cepat. Rekaman kamera keamanan hanya menangkap bayangan hitam yang bergerak teratur dan senyap.

Sebagai pembawa berita, menyampaikan fakta ini seolah sedang menuturkan adegan film kriminal yang terlalu sempurna untuk nyata. Pencuri menyamar sebagai teknisi museum, masuk melalui jalur servis yang jarang dilalui, lalu mengeksekusi pencurian tanpa jejak. Dalam hitungan delapan menit, kaca pecah, etalase kosong, dan benda bernilai sekitar €88 juta (setara Rp1,5 triliun) lenyap begitu saja.

Jejak Museum Louvre Dibobol Maling di Galeri d’Apollon

Museum Louvre Dibobol Maling: Perhiasan Era Napoleon Raib dalam 8 Menit

Sumber gambar : cnbcindonesia.com

Museum Louvre dibobol maling tepat di Galerie d’Apollon, salah satu ruang paling bersejarah di museum tersebut. Di ruangan megah dengan langit-langit berlukisan dewa-dewa Yunani itu, tersimpan koleksi permata kerajaan Prancis, termasuk mahkota Permaisuri Eugénie, kalung zamrud Napoleon III, anting safir Marie Louise, dan bros berlian kerajaan Bourbon.

Kini, sebagian besar artefak itu hilang. Yang tersisa hanyalah satu mahkota Permaisuri Eugénie yang ditemukan terjatuh di luar gedung. Polisi menemukan serpihan kaca, alat potong logam, dan bekas sepatu berat di sekitar jendela lantai dua. Para pelaku tampaknya menggunakan lift perawatan atau crane kecil untuk mencapai jendela dan masuk tanpa menarik perhatian.

Seorang petugas Louvre yang berjaga malam itu menceritakan, “Saya hanya mendengar suara seperti kaca bergetar. Saat tiba, semuanya sudah terlambat.” Ucapan sederhana yang menggambarkan betapa cepat dan presisinya aksi itu berlangsung.

Misteri Delapan Menit: Bagaimana Museum Louvre Dibobol Maling

Museum Louvre dibobol maling dengan cara yang mengejutkan para penyidik. Bagaimana mungkin museum dengan pengamanan tingkat dunia bisa ditembus hanya dalam delapan menit?

Menurut laporan awal kepolisian Paris, pelaku sudah mempelajari sistem keamanan selama berbulan-bulan. Mereka mengetahui waktu ketika alarm beralih ke mode perawatan teknis, saat pengawasan CCTV berpindah operator. Waktu itu digunakan untuk masuk, memecahkan etalase, mengambil perhiasan, dan melarikan diri lewat jendela yang terbuka sebagian.

Para pencuri keluar menggunakan dua motor besar berkecepatan tinggi, berpakaian seragam teknisi, dan mengenakan helm tertutup. Penyelidik menduga kuat aksi ini merupakan kerja komplotan profesional internasional yang juga terlibat dalam pencurian permata di London dan Milan beberapa tahun lalu.

Pihak berwenang masih memeriksa kemungkinan adanya orang dalam yang memberi informasi akses atau jadwal keamanan museum. Hingga kini, belum ada tersangka resmi, tapi Interpol sudah dilibatkan untuk menelusuri peredaran permata di pasar gelap Eropa.

Kerugian Besar dan Luka Dunia Seni

Museum Louvre dibobol maling bukan sekadar kehilangan benda berharga, tapi kehilangan bagian sejarah yang tak ternilai. Koleksi yang dicuri adalah warisan monarki Prancis yang mencerminkan perjalanan kekuasaan, cinta, dan simbol keagungan bangsa.

Nilai total kerugian ditaksir mencapai €88 juta, namun menurut sejarawan, nilai budaya dan historisnya jauh lebih besar. Batu zamrud, safir, dan berlian yang menghiasi perhiasan itu dulunya merupakan hadiah kerajaan dan simbol kekuatan politik Eropa abad ke-19.

Menteri Kebudayaan Prancis dalam konferensi pers menyebut insiden ini sebagai “penghinaan terhadap warisan nasional.” Louvre pun menutup sebagian areanya selama empat hari untuk penyelidikan forensik, sementara publik mendesak audit keamanan museum besar di seluruh Eropa.

Pakar seni memperingatkan bahwa permata curian mungkin akan dipecah atau diubah bentuknya melalui proses recut, agar tak bisa lagi dikenali. Jika itu terjadi, maka yang hilang bukan sekadar permata, tapi juga jejak sejarah yang tak tergantikan.

Museum Louvre Dibobol Maling: Antara Keindahan dan Kejahatan

Museum Louvre dibobol maling, dan ironi besar pun muncul. Tempat yang menjadi rumah bagi seni dan keindahan tertinggi manusia justru menjadi korban ambisi dan keserakahan.

Seorang kurator Louvre berkata, “Mereka tidak hanya mencuri perhiasan. Mereka mencuri sejarah.” Kalimat itu kini menjadi simbol rasa kehilangan di seluruh dunia seni.

Kejadian ini membuka mata publik bahwa keindahan tidak pernah aman sepenuhnya. Di balik kaca pelindung, seni tetap rapuh di hadapan niat buruk manusia. Banyak museum kini mulai meningkatkan pengawasan digital, sensor gerak, dan keamanan malam hari, belajar dari tragedi yang terjadi di Louvre.

Peristiwa ini menjadi peringatan global bahwa warisan budaya bukan sekadar koleksi untuk dipajang, tetapi juga identitas yang harus dijaga dengan serius.

Harapan Setelah MuseumLouvreDibobolMaling

Setelah Museum Louvre dibobol maling, museum akhirnya kembali dibuka pada 22 Oktober 2025. Namun suasananya tidak sama. Pengunjung yang datang ke Galeri d’Apollon kini tidak lagi disambut gemerlap permata, melainkan etalase kosong dengan tulisan “Under Investigation.”

Ada keheningan yang menggantung di udara. Banyak pengunjung berdiri diam di depan kaca yang retak, seperti sedang menatap luka sejarah. Namun di balik kesedihan itu, harapan masih hidup. Polisi Prancis dan Interpol terus memburu para pelaku lintas negara, memeriksa pasar gelap permata dari Swiss hingga Dubai.

Kasus ini disebut banyak media sebagai “pencurian seni paling berani abad ke-21.” Tapi bagi para pecinta seni dan sejarawan, peristiwa ini adalah pengingat: keindahan selalu punya harga, dan terkadang, harga itu harus dibayar dengan kehilangan.

Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Global

Baca juga artikel lainnya: Diskon 14% Tiket Pesawat Resmi Berlaku pada Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved