December 6, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Kebakaran Apartemen Hong Kong: Kelalaian Mematikan Tewaskan 44 Orang

Saat Tidur Jadi Perangkap: Kebakaran Apartemen Hong Kong dan Jeritan di Tengah Kepanikan

JAKARTA, incaberita.co.id – Kota metropolitan Hong Kong kembali berduka. Kebakaran apartemen Hong Kong yang terjadi pada 26 November 2025 di kompleks Wang Fuk Court, Tai Po, telah menewaskan sedikitnya 44 orang. Puluhan lainnya terluka, sementara ratusan dievakuasi dalam kondisi panik dan tidak percaya. Kebakaran ini bukan sekadar bencana teknis, tapi cermin dari rapuhnya sistem keamanan gedung bertingkat di tengah kota modern.

Wartawan yang meliput di lapangan menyebut suasana pagi itu seperti zona perang. Asap masih mengepul dari jendela lantai atas, dan suara sirene tak kunjung henti. Petugas pemadam kebakaran berjibaku selama hampir 14 jam untuk memadamkan api sepenuhnya. Namun kerusakan sudah terlanjur luas.

Kronologi Kebakaran Apartemen Hong Kong yang Mematikan

Kebakaran Apartemen Hong Kong: Kelalaian Mematikan Tewaskan 44 Orang

Sumber gambar : kompas.id

Kebakaran terjadi di kompleks Wang Fuk Court, salah satu hunian padat yang sedang dalam tahap renovasi eksterior. Menurut laporan resmi, api mulai muncul sekitar pukul 03.15 dini hari waktu setempat. Api menyebar cepat ke dua menara apartemen lain yang saling terhubung.

Faktor utamanya diduga berasal dari scaffolding bambu yang melingkupi gedung. Scaffolding ini dibungkus jaring plastik dan bahan luar yang mudah terbakar, terutama saat terkena percikan api dari alat konstruksi. Kecepatan api menyebar membuat banyak penghuni tidak sempat menyelamatkan diri.

Beberapa korban ditemukan di tangga darurat dan lift. Sebagian besar meninggal karena sesak napas akibat asap pekat. Petugas SAR menemukan tubuh korban berjejer di koridor dan balkon. Beberapa mencoba melompat, tapi gagal.

Penyelidikan Awal Terkait Kebakaran Apartemen Hong Kong

Polisi Hong Kong tidak butuh waktu lama untuk menyimpulkan bahwa kebakaran apartemen Hong Kong ini bukan sekadar kecelakaan. Tiga pria yang terlibat dalam proyek renovasi—dua direktur konstruksi dan satu konsultan keselamatan—langsung ditangkap dengan tuduhan pembunuhan karena kelalaian.

Mereka diduga mengabaikan standar keselamatan konstruksi, termasuk menggunakan bahan murah dan tidak tahan api. Selain itu, akses darurat di area renovasi diketahui terhalang oleh tumpukan material dan jaring pelindung, menyulitkan evakuasi penghuni.

Kepolisian menyebut kelalaian itu “fatal dan bisa dicegah”. Warga sekitar pun geram karena sudah berulang kali melaporkan kondisi renovasi yang dianggap berisiko, namun tidak digubris manajemen apartemen.

Seruan Reformasi Sistem Keselamatan Gedung Bertingkat

Tragedi kebakaran apartemen Hong Kong ini membuka luka lama di kota padat yang dipenuhi gedung-gedung bertingkat tinggi namun tak selalu sejalan dengan pembaruan sistem keselamatan. Dalam dekade terakhir, banyak apartemen tua yang diperbarui secara bertahap, namun tidak semuanya diawasi dengan ketat.

Asosiasi Arsitek Hong Kong menyebut perlunya audit ulang terhadap semua proyek renovasi aktif. Pemerintah didesak memperketat regulasi scaffolding, terutama yang menggunakan bambu, metode tradisional yang makin tak relevan di era modern.

Banyak pihak meminta penerapan teknologi pemadam otomatis dan jalur evakuasi terstandar di setiap gedung tinggi. Permintaan ini sudah lama digaungkan, namun terbentur biaya dan proses administratif yang lamban.

Korban, Duka, dan Ketakutan Pascakebakaran Apartemen HongKong

Seorang perempuan lansia bernama Mei Lin (74) ditemukan tewas bersama dua cucunya di ruang tamu mereka. Keluarga tersebut tidak sempat keluar karena lift tidak berfungsi dan tangga penuh asap. Kisah tragis seperti ini tersebar di media lokal dan menjadi simbol keputusasaan warga terhadap sistem keselamatan gedung.

Sementara itu, lebih dari 50 korban luka masih dirawat intensif, sebagian dalam kondisi kritis. Beberapa warga yang selamat kini tinggal di pengungsian sementara, menanti kabar baik atau sekadar tempat berteduh baru.

Solidaritas Warga Setelah Kebakaran Apartemen Hong Kong

Meski tragedi ini memilukan, masyarakat Hong Kong menunjukkan solidaritas luar biasa. Donasi, makanan, dan pakaian mengalir dari berbagai penjuru kota. Relawan dan organisasi kemanusiaan bekerja siang malam untuk mendampingi para korban selamat.

Ini mengingatkan bahwa di balik gemerlap pencakar langit dan hiruk pikuk kota besar, rasa kemanusiaan masih menjadi fondasi utama. Namun solidaritas saja tidak cukup, perlu perubahan sistemik agar tragedi serupa tidak terulang.

Pelajaran Penting dari Tragedi Kebakaran Apartemen HongKong

Kebakaran apartemen di Hong Kong menyisakan banyak pertanyaan dan kemarahan. Apakah keselamatan penghuni cukup dihargai? Apakah sistem pengawasan benar-benar berjalan? Tragedi ini harus menjadi alarm, bukan hanya untuk Hong Kong, tapi juga kota-kota besar lain dengan masalah serupa.

Keselamatan publik adalah tanggung jawab kolektif: pemerintah, pengembang, pengawas, dan masyarakat. Semua punya peran. Dan saat satu saja lengah, nyawa menjadi taruhannya.

Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Global

Baca juga artikel lainnya: Lana Ponting: Korban Proyek Cuci Otak CIA Sejak Usia 16 Tahun Menuntut Keadilan

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved