October 12, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Trend IHSG Bearish : Apakah Arah Pasar Saham Sudah Menurun?

Latar Belakang: Kenapa Investor Kini Membicarakan “IHSG Bearish”

Jakarta, incaberita.co.id – Beberapa minggu terakhir, perbincangan soal “IHSG bearish” makin sering muncul di grup investor, media ekonomi, dan warung kopi finansial. Ada kekhawatiran bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) Indonesia akan menghadapi tekanan jual yang cukup signifikan di awal Oktober 2025.

Kenapa kekhawatiran itu muncul?

Pertama, pasar global sedang diwarnai ketidakpastian — mulai dari sinyal kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS, konflik geopolitik, hingga kekhawatiran resesi di sejumlah negara maju. Ketika investor global menjadi risk-off, aliran modal keluar dari pasar frontier atau emerging sering menjadi korban.

Kedua, di dalam negeri pun ada ketidakpastian kebijakan fiskal dan moneter. Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, beberapa waktu lalu mengusulkan pemangkasan dana transfer kepada pemerintah daerah, yang memicu reaksi dari gubernur-gubernur di Indonesia. Kebijakan semacam ini bisa dimaknai pasar sebagai sinyal bahwa ruang kebijakan stimulus di daerah akan semakin sempit.

Ketiga, data ekonomi domestik menunjukkan beberapa sektor mulai melambat. Permintaan kredit, ekspor, dan realisasi investasi menunjukkan dinamika yang tidak setajam periode ekspansi sebelumnya.

Keempat, likuiditas pasar modal bisa saja menipis ketika investor asing memilih menarik terlebih dahulu posisinya. Beberapa laporan menunjukkan bahwa asing tercatat melakukan aksi jual bersih di beberapa hari awal Oktober 2025.

Jadi, ketika kita bicara “Trend Bearish IHSG 10 Oktober 2025,” itu bukan sekadar jargon. Ada alasan fundamental dan teknikal yang mendasarinya — yang harus dibedah agar tidak terjebak reaksi emosional semata.

Analisis Teknis: Sinyal dan Level Kritis

IHSG Bearish

Image Source: PASBANA

Dalam analisis teknikal, tren bearish biasanya ditandai dengan puncak harga yang makin rendah, volume jual yang meningkat, serta pelemahan support level utama. Berikut elemen teknis yang diperhatikan menjelang 10 Oktober 2025:

a. Level Support dan Resistance Kritis

Sebagai acuan, beberapa analis memperkirakan bahwa IHSG bisa menghadapi tekanan untuk menguji zona support antara 7.894 hingga 7.959 sebagai titik kemungkinan koreksi terlebih dahulu.

Sementara itu, sisi upside — jika pasar mencoba bertahan — target resistensi bisa berada di kisaran 8.200–8.246.

Jika IHSG terus menyentuh dan menembus support tersebut, sinyal bearish kuat bisa terbentuk dan memicu langkah koreksi lebih dalam.

b. Volume dan Aksi Jual Asing

Tren bearish biasanya diperkuat oleh volume jual yang tinggi — terutama dari pelaku institusional atau investor asing. Jika dalam perdagangan di awal Oktober terjadi aksi jual bersih besar oleh asing, itu bisa menjadi katalis negatif tambahan.

Data awal menunjukkan bahwa dalam perdagangan 2 Oktober, IHSG masih mampu menguat tipis 0,12% ke level sekitar 8.071,08 meski ada tekanan global. Namun itu saja belum cukup menjadi indikasi bahwa pasar pasti akan bullish ke depan.

c. Struktur Gelombang dan Koreksi

Beberapa riset teknikal yang dikutip menyebut bahwa IHSG dalam skenario “wave [iii]” berpotensi membentuk penguatan lagi — tetapi alternatif skenario (label hitam) menyebut adanya risiko pengujian kembali support yang disebut di atas.

Skenario bearish biasanya akan aktif jika gelombang koreksi mendominasi tanpa ada sinyal reversal kuat — contohnya candle reversal, divergensi RSI, atau bearish engulfing di level resisten.

d. Momentum Indikator

Indikator seperti MACD, RSI, dan moving average bisa menunjukkan bahwa momentum pasar sudah melemah. Bila MACD cross ke bawah, RSI bergerak mendekati oversold tanpa rebound kuat, atau moving average jangka pendek memotong ke bawah moving average panjang — itu semua menjadi sinyal tambahan bahwa tren bearish bisa terbentuk.

Dengan semua elemen tersebut digabung, kecenderungan pasar mengarah ke skenario koreksi daripada kelanjutan rally kuat.

Faktor Fundamental yang Menekan Sentimen IHSG

Teknik memang penting, tapi dalam jangka menengah panjang, fundamental ekonomi dan kebijakan memainkan peran besar dalam menguatkan atau membalik tren pasar. Berikut faktor fundamental yang bisa memperkuat tren bearish IHSG menjelang dan di sekitar 10 Oktober 2025:

a. Kebijakan Fiskal dan Pemangkasan Transfer Daerah

Seperti disebut sebelumnya, kebijakan pemangkasan alokasi transfer ke daerah oleh Menteri Keuangan baru menjadi sorotan pasar. Dalam kondisi ekonomi yang relatif melemah, pengurangan dana transfer daerah bisa memicu perlambatan pembangunan infrastruktur lokal, pengeluaran belanja daerah, dan kegiatan ekonomi lokal — yang pada gilirannya menekan kinerja emiten sektor konstruksi, infrastruktur, dan properti.

b. Tekanan Global dan Suku Bunga

Jika Federal Reserve atau bank sentral negara maju menaikkan suku bunga atau menunjukkan hawkish stance, aliran modal bisa bergeser ke instrumen aman di AS atau Eropa. Indonesia sebagai negara pasar berkembang bisa menjadi target arus keluar dana asing, terutama dari investor portofolio.

c. Volume Ekspor dan Permintaan Global

Karena ekonomi global melambat, permintaan terhadap komoditas ekspor Indonesia bisa turun. Jika ekspor menurun, pendapatan devisa dan kinerja emiten berbasis ekspor bisa tertekan.

d. Neraca Perdagangan dan Tekanan Rupiah

Defisit neraca perdagangan atau aliran modal keluar bisa memberi tekanan pada nilai tukar rupiah. Rupiah melemah bisa meningkatkan beban emiten dengan utang dalam dolar (valas) dan meningkatkan risiko pasar.

e. Kepercayaan Investor dan Risiko Politik

Ketidakpastian politik, unjuk rasa mahasiswa, atau kebijakan perubahan mendadak bisa membuat investor ragu. Di tahun 2025, protes mahasiswa dan tekanan terhadap kebijakan pemerintah sempat menjadi headline besar yang menekan suasana pasar modal Indonesia.

Ketika kepercayaan goyah, investasi tertunda dan mekanisme pasar bisa bereaksi lebih sensitif terhadap berita negatif.

Proyeksi IHSG dan Skenario Menjelang 10 Oktober

Berdasarkan gabungan analisis teknikal dan fundamental, ada beberapa skenario yang bisa terjadi menjelang dan pada 10 Oktober 2025:

Skenario 1: Koreksi Ringan (Bearish Moderat)

IHSG gagal menembus level resistensi kuat, lalu mundur menguji support di 7.900-an. Namun koreksi tidak ekstrem—mungkin turun 3–5% dari level puncak baru saja.

Skenario ini paling mungkin terjadi jika pasar menerima bahwa tekanan eksternal lebih dominan, tetapi fundamental domestik masih cukup mendukung agar tidak jatuh jauh.

Skenario 2: Bearish Lanjutan

Support 7.894–7.959 gagal kuat menahan tekanan, dan dorongan jual terus meningkat. Indeks bisa turun ke area 7.700–7.800, tergantung besarnya pengaruh asing dan kebijakan dalam negeri.

Skenario ini menjadi risiko apabila kombinasi kebijakan fiskal tidak disenangi pasar, arus modal keluar tinggi, dan pelemahan rupiah memperburuk persepsi investor.

Skenario 3: Rebound Teknis Sementara

Setelah koreksi awal, IHSG bisa bangkit kembali dalam jangka pendek. Pasar mencoba memanfaatkan “window opportunity” dari harga murah. Tapi rebound ini rentan menjadi dead cat bounce jika tidak disertai katalis positif fundamental.

Skenario 4: Konsolidasi Sisanya

Pasar memutuskan bergerak sideways, antara zona support dan resistance, menunggu katalis kuat (data ekonomi, rapat bank sentral, kebijakan pemerintah) sebelum memutuskan arah baru.

Strategi Bijak bagi Investor dalam Tren Bearish

Bagaimana menghadapi situasi ketika pasar cenderung bearish? Berikut beberapa strategi yang bisa membantu:

a. Perkuat Manajemen Risiko

  • Batasi ukuran posisi dan eksposur.

  • Gunakan stop-loss secara disiplin.

  • Diversifikasi portofolio agar tidak tergantung pada satu sektor.

b. Fokus pada Saham Defensif

Sektor konsumen primer (makanan-minuman, utilitas), kesehatan, atau telekomunikasi cenderung lebih tahan resesi. Investor bisa mengalihkan sebagian dana ke saham jenis ini sebagai perlindungan.

c. Ambil Peluang Swing atau Trading Jangka Pendek

Dalam pasar bearish, peluang trading intraday atau swing bisa menarik — memanfaatkan fluktuasi kecil dengan strategi tepat, selama likuiditas dan volatilitas masih mendukung.

d. Gunakan Analisis Berbasis Data

Pantau data makro (inflasi, suku bunga, neraca perdagangan), serta pergerakan asing. Kombinasikan dengan indikator teknikal untuk menentukan titik masuk atau keluar.

e. Simpan Cadangan Likuid

Memiliki sebagian kas siap pakai bisa berguna saat pasar memberikan sinyal oversold yang kuat — memungkinkan membeli di harga diskon.

f. Tingkatkan Diskusi dan Literasi (Watch & Improve)

Gunakan periode ini untuk memperbaiki strategi, mempelajari saham baru, dan mengikuti riset pasar. Investor yang siap menghadapi tren bearish sering kali menjadi lebih tangguh di siklus berikutnya.

Refleksi: Apakah “Bearish 10 Oktober 2025” Benar-benar Terjadi?

Perlu diakui bahwa prediksi pasar selalu mengandung risiko. Meskipun banyak sinyal mengarah ke skenario bearish, pasar bisa saja berbalik menguat apabila muncul katalis positif tak terduga — seperti stimulus fiskal, data ekonomi mengejutkan positif, atau pembelian asing dalam jumlah besar.

Yang bisa dipertanyakan bukan apakah bearish pasti terjadi, tapi seberapa besar kemungkinan dan seberapa dalam koreksi bisa terjadi.
Dalam sejarah pasar Indonesia, IHSG sering menunjukkan resistensi kuat di awal Oktober, tapi tidak selalu berakhir negatif ekstrem. Beberapa tahun justru menunjukkan pemulihan pada pertengahan bulan.

Investor cerdas adalah yang siap dengan skenario buruk, tapi tetap terbuka terhadap peluang jika pasar berbalik arah.

Jadi, mendekati 10 Oktober 2025, kita bisa mengatakan: tren bearish adalah kemungkinan nyata, bukan sekadar kekhawatiran tanpa dasar. Namun kekuatannya akan ditentukan oleh bagaimana pasar merespons kombinasi faktor global dan domestik — sebuah pertarungan antara tekanan eksternal dan ketahanan fundamental Indonesia.

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Lokal

Baca Juga Artikel Dari: Prabowo Setujui BBM Campur Etanol 10%: Terobosan Hijau atau Tantangan Baru?

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved