October 8, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Identifikasi Jenazah Ponpes Al Khoziny, Tantangan Forensik dalam Mengungkap Identitas Korban

Identifikasi Jenazah Ponpes

SIDOARJO, incaberita.co.id  —   Tragedi ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Proses Identifikasi Jenazah Ponpes  yang dievakuasi ke RS Bhayangkara H S Samsoeri Mertojoso Surabaya menghadapi berbagai hambatan sejak awal. Kabid DVI Pusdokkes Polri, AKBP dr Wahyu Hidajati SpFM Mars, menjelaskan bahwa kondisi jenazah yang rata-rata sudah mulai membusuk menyebabkan sidik jari mengalami kerusakan serius. Hal ini memperlambat tim forensik dalam menentukan identitas korban secara cepat.

Menurut dr Wahyu, mayoritas korban adalah anak-anak berusia belasan tahun sehingga data biometrik berupa sidik jari dari KTP tidak tersedia. “Saat lima jenazah pertama tiba, kami mengalami kesulitan karena sidik jari sebagian sudah rusak. Padahal sidik jari biasanya menjadi metode identifikasi tercepat,” ungkapnya. Situasi ini memaksa tim untuk mencari alternatif pembanding lain yang lebih detail.

Metode Identifikasi Jenazah Ponpes  Melalui Gigi dan Hambatan Data Medis

Selain sidik jari, tim forensik berupaya melakukan identifikasi jenazah Ponpes melalui gigi. Namun, metode ini juga menemui kesulitan karena pola pertumbuhan gigi anak berusia 12 hingga 15 tahun cenderung seragam. “Gigi memang menjadi salah satu identifikasi yang unik, tetapi dalam kasus ini, kami belum menemukan ciri khas yang spesifik. Tidak ada laporan keluarga mengenai gigi tanggal atau bentuk gigi yang berbeda,” jelas dr Wahyu.

Dalam praktik identifikasi, metode ini biasanya membutuhkan data rekam medis gigi dari klinik atau dokter gigi korban semasa hidup (ante morthem). Sayangnya, banyak korban tidak memiliki riwayat perawatan gigi terdokumentasi. Hal ini mempersempit ruang pembandingan yang bisa dilakukan oleh tim forensik.

Pakaian Seragam dan Kesulitan Membedakan Korban

Hambatan lain dalam proses identifikasi jenazah Ponpes adalah kesamaan pakaian yang dikenakan para santri. Banyak korban ditemukan menggunakan seragam yang hampir identik, sehingga sulit dijadikan pembanding. “Jenis pakaian yang digunakan korban mirip-mirip, sehingga keluarga juga kesulitan memastikan anaknya dari pakaian saja,” ujar dr Wahyu.

Identifikasi Jenazah Ponpes

Sumber Gambar : GenPi.co

Salah satu keluarga korban, Bapak Mulyono, mengatakan bahwa ia hanya bisa mengenali anaknya dari pakaian sekolah yang digunakan. Namun, karena sebagian besar santri menggunakan seragam serupa, ia pun merasa ragu. “Kalau hanya dari baju, saya tidak bisa memastikan. Apalagi kondisinya sudah banyak berubah,” katanya dengan suara bergetar.

Tanda Lahir dan Ingatan Keluarga yang Terbatas Menyulitkan Identifikasi Jenazah Ponpes

Upaya lain yang ditempuh tim forensik adalah mencocokkan tanda lahir atau ciri fisik lain pada tubuh korban. Namun, cara ini pun tidak selalu berhasil. Banyak keluarga korban yang tidak mengingat secara detail posisi tahi lalat atau bekas luka anak mereka. “Ada keluarga yang hafal, tapi sampai saat ini pembanding yang spesifik belum ditemukan,” tutur dr Wahyu.

Salah seorang ibu korban, Siti Aminah, mengungkapkan bahwa dirinya hanya ingat anaknya memiliki tahi lalat kecil. “Saya tahu anak saya ada tahi lalat di tubuhnya, tapi saya lupa di bagian sebelah mana. Situasi ini membuat saya bingung ketika ditanya dokter,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Perjuangan Tim Forensik dan Harapan Keluarga

Tim forensik Polri terus berupaya maksimal dalam proses identifikasi jenazah Ponpes dengan segala keterbatasan yang ada. Mereka mencoba menggabungkan berbagai metode, mulai dari sidik jari, gigi, pakaian, hingga tanda lahir, agar bisa mempercepat proses penyerahan jenazah kepada keluarga. “Kami memahami betapa beratnya keluarga menunggu. Karena itu, setiap detail sekecil apa pun kami periksa dengan teliti,” tegas dr Wahyu.

Keluarga korban berharap proses ini bisa segera selesai agar mereka bisa mengantarkan sanak saudara ke peristirahatan terakhir. “Kami hanya ingin anak kami segera dimakamkan dengan layak. Semoga tim forensik diberi kelancaran dalam pekerjaannya,” ujar Mulyono mewakili keluarga korban lain. Harapan dan doa dari keluarga menjadi energi tambahan bagi tim medis dalam menjalankan tugas kemanusiaan ini.

Pentingnya Dukungan Psikologis bagi Keluarga Korban

Selain persoalan teknis, identifikasi jenazah Ponpes juga menyentuh aspek psikologis keluarga korban. Banyak orang tua yang mengalami trauma mendalam akibat menunggu kabar kepastian identitas anak mereka. Proses panjang ini menimbulkan kelelahan mental yang luar biasa. “Kami bukan hanya berhadapan dengan jenazah, tetapi juga dengan keluarga yang sedang berjuang secara emosional,” ungkap dr Wahyu.

Psikolog kemanusiaan, dr Ratna Puspita, menambahkan bahwa pendampingan psikologis bagi keluarga korban sangat penting agar mereka tetap kuat dalam menghadapi kenyataan. “Keluarga harus merasa didampingi, karena rasa kehilangan tanpa kepastian bisa menimbulkan luka yang lebih dalam,” jelasnya.

Harapan Masyarakat atas Identifikasi Jenazah Ponpes  yang Transparant

Masyarakat sekitar Ponpes Al Khoziny juga memberikan perhatian besar terhadap proses identifikasi jenazah Ponpes. Banyak warga yang berharap agar hasil identifikasi dilakukan dengan cepat dan transparan. “Kami ingin semuanya jelas, supaya keluarga tidak terus menunggu dalam ketidakpastian,” ujar Ahmad Fauzi, tokoh masyarakat setempat.

Harapan masyarakat ini sejalan dengan kerja keras tim forensik yang terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. Pemerintah daerah pun menegaskan dukungannya agar segala fasilitas yang dibutuhkan tersedia demi memperlancar proses. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan identifikasi bisa selesai lebih cepat sehingga korban dapat segera dimakamkan secara layak dan keluarga bisa berduka dengan tenang.

Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang berita lokal

Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Parade MotoGP Mandalika 2025 Jadi Pesta Rakyat di Lombok!

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved