October 24, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Demo No Kings Guncang Amerika Serikat, Warga Tuntut Kebijakan Trump

demo no kings

JAKARTA, incaberita.co.id  —  Gelombang Demo No Kings melanda Amerika Serikat pada Sabtu (18/10/2025). Dari New York hingga Los Angeles, jutaan warga AS turun ke jalan menolak kebijakan otoriter Presiden Donald Trump. Penyelenggara menyebut lebih dari tujuh juta orang berpartisipasi dalam aksi serentak di 50 negara bagian.

Pusat aksi terbesar terjadi di Washington DC, di mana ribuan orang berteriak di depan Gedung Capitol yang sedang tutup akibat kebuntuan legislatif.

“Beginilah demokrasi!” teriak para peserta Demo No Kings dengan lantang, membawa bendera Amerika dan spanduk bertuliskan ‘No Kings’ sebagai simbol perlawanan terhadap otoritarianisme.

Salah satu pengunjuk rasa, Colleen Hoffman (69), menyatakan kekhawatirannya terhadap masa depan negaranya.

“Saya tidak pernah menyangka akan hidup untuk menyaksikan kematian demokrasi Amerika. Rezim ini kejam dan penuh ketakutan,” katanya kepada AFP di New York.

Pesan Utama Demo No Kings, Tolak Kekuasaan Absolut

Demo No Kings menjadi bentuk perlawanan terhadap kebijakan Trump yang dianggap melanggar prinsip demokrasi. Massa menuding presiden Republik tersebut menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang, menyerang media, menekan imigran, dan menolak kompromi dengan parlemen.

Spanduk warna-warni membanjiri jalanan dengan pesan seperti “Protect Democracy” dan “Resist Authoritarianism”. Di Houston, spanduk besar bertuliskan “Lawan Ketidaktahuan, bukan migran” menjadi sorotan media.

“Kami lelah dengan retorika kebencian dan kebijakan yang memecah belah bangsa. Demo No Kings adalah seruan untuk mengingatkan bahwa presiden bukanlah raja,” ujar Paolo (63), pengunjuk rasa asal Washington.

Selain isu demokrasi, banyak peserta aksi juga menyerukan pembubaran lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE), yang dianggap sebagai simbol kebijakan anti-imigran Trump.

Kreativitas dan Simbol Unik dalam Aksi yang Terjadi

Di Portland, Oregon, sebuah bendera One Piece berkibar di tengah lautan manusia, menjadi lambang solidaritas global melawan tirani. Pengamat budaya politik, Dr. Jason Miller, menyebut bahwa simbol ini menunjukkan universalitas pesan kebebasan.

demo no kings

Sumber Gambar : VOI

“Bendera One Piece mewakili kebebasan dan semangat pemberontakan. Tidak mengherankan bendera itu muncul di Demo No Kings, yang menentang kekuasaan absolut,” jelas Miller dari University of California.

Para seniman juga terlibat dalam aksi ini. Di New York, mural digital bertema ‘Democracy Lives Here’ diproyeksikan ke dinding gedung pencakar langit, menarik perhatian ribuan pengunjuk rasa.

Reaksi Trump dan Pemerintah terhadap Demo No Kings

Presiden Trump merespons Demo No Kings dengan mengunggah video AI di platform X (Twitter), memperlihatkan dirinya memakai mahkota kerajaan dan berdiri di balkon Gedung Putih. Namun dalam wawancara dengan Fox News, ia menyangkal tudingan tersebut.

“Mereka bilang saya raja. Saya bukan raja,” ujar Trump dalam program Sunday Morning Futures.

Sementara itu, Ketua DPR AS Mike Johnson, sekutu Trump, mengecam protes tersebut.

“Demo No Kings hanyalah unjuk rasa kebencian. Mereka menyatukan kaum Marxis, Sosialis, Anarkis, dan sayap kiri ekstrem,” ujarnya kepada media.

Namun para demonstran menolak tuduhan itu dan menanggapinya dengan tawa.

“Kalau ini yang disebut kebencian, berarti mereka perlu belajar lagi arti cinta tanah air,” sindir Paolo di Washington disambut sorakan massa.

Dampak Politik dan Sosial Demo No Kings

Aksi Demo No Kings tidak hanya mencerminkan kemarahan terhadap Trump, tetapi juga menjadi refleksi kegelisahan sosial di tengah polarisasi politik Amerika. Banyak warga merasa sistem demokrasi AS berada di ujung tanduk.

Sosiolog politik dari Harvard University, Prof. Angela Reid, menjelaskan bahwa gerakan ini menandai kebangkitan baru kesadaran politik masyarakat sipil.

“Demo No Kings adalah sinyal bahwa rakyat Amerika menolak kultus individu. Mereka ingin mengembalikan kekuasaan kepada rakyat, bukan pada satu orang,” jelasnya.

Di beberapa kota kecil, warga bahkan menggelar aksi doa lintas agama, memohon agar pemerintah kembali ke jalur demokratis. Gerakan ini mendapat dukungan dari berbagai komunitas etnis, termasuk imigran yang merasa paling terdampak oleh kebijakan Trump.

Harapan di Balik Aksi Kebangkitan Demokrasi Untuk AS

Meski penuh ketegangan, Demo No Kings juga membawa semangat baru bagi rakyat Amerika. Banyak warga percaya bahwa gerakan ini akan menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi dan kesetaraan.

Seorang aktivis muda dari Los Angeles, Maria Lopez (27), mengatakan bahwa generasi muda kini lebih sadar akan pentingnya peran politik.

“Kami tidak ingin diam lagi. Demo No Kings adalah pesan kepada dunia bahwa demokrasi Amerika masih hidup,” ujarnya bersemangat.

Pengamat internasional dari London School of Economics, Dr. Samuel Grant, menilai bahwa gelombang protes ini akan memengaruhi pemilu mendatang.

“Demo No Kings bisa mengubah peta politik Amerika. Ini bukan sekadar protes, tapi gerakan kebangkitan rakyat,” tegas Grant.

Dengan gema Demo No Kings yang mengguncang seluruh negeri, banyak yang berharap bahwa Amerika Serikat akan kembali pada jalur demokrasi sejati dan meninggalkan bayang-bayang otoritarianisme.

Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang berita global

Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Pembunuhan Bocah di Toilet Masjid, Polisi Ungkap Kronologinya!

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved