October 8, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Bendera Merah Putih Robek di Puncak Monas Pada Gladi HUT ke-80 TNI, Protokol Pengibaran Disesuaikan

Angin Kencang Robekkan Bendera Raksasa pada Gladi HUT TNI di Monas

JAKARTA, incaberita.co.id – Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Kamis 2 Oktober 2025. Gladi kotor HUT ke-80 TNI semula berjalan mantap sampai Bendera Merah Putih Robek di puncak Monas terlihat robek pada salah satu bagiannya. Rekaman amatir cepat beredar, memancing pertanyaan tentang kesiapan upacara puncak pada 5 Oktober. Di lokasi, tim teknis bereaksi lugas. Kain diturunkan secara terkontrol, titik robekan ditandai, dan bendera pengganti dipersiapkan agar latihan berikutnya tetap sesuai jadwal. Esensinya sederhana: gladi dipakai untuk menemukan batas aman, memperbaiki kekurangan, lalu mengunci standar pelaksanaan ketika hari H tiba.

Kronologi Singkat Insiden Bendera Merah Putih Robek di Monas

Bendera Merah Putih Robek di Puncak Monas Pada Gladi HUT ke-80 TNI, Protokol Pengibaran Disesuaikan

Sumber gambar : finnews.id

Bendera Merah Putih Robek mulai diangkat saat angin permukaan relatif bersahabat. Begitu bentang mencapai lebar maksimal, pusaran angin di ketinggian mengubah pola kibaran sehingga beban tidak merata. Sisi yang menerima tarikan lebih besar mengalami kelelahan material; robekan pun muncul dalam hitungan detik. Komando pengamanan memberikan instruksi penurunan terkontrol untuk mencegah serpihan terlepas. Pemeriksaan cepat dilakukan di dasar tiang, diikuti penggantian dengan lembar kain cadangan. Tidak ada korban. Latihan berlanjut setelah penyesuaian prosedur, fokus pada mitigasi angin dan pengecekan ulang jahitan penguat.

Penyebab Teknis: Angin Kencang dan Spesifikasi Kain

Menurut Kapuspen TNI Mayjen TNI Marinir Freddy Ardianzah, hembusan angin kencang ditambah kualitas bahan yang kurang memadai berkontribusi pada robekan. Di puncak Monas, arus angin dapat berubah cepat. Untuk Bendera Merah Putih Robek, perbedaan kecil arah hembusan saja sudah cukup menciptakan tegangan tak merata. Pada kondisi lebih dari 20 knot, prosedur standar biasanya menuntut evaluasi ulang sebelum pengibaran. Di sinilah alat seperti anemometer, komunikasi real time antartim, serta keputusan cepat menjadi penentu. Kadang, menunggu dua atau tiga menit demi menurunkan hembusan adalah strategi paling aman.

Mengapa Bendera Merah Putih Robek Lebih Rentan

Luas permukaan membuat Bendera Merah Putih Robek berperilaku seperti layar. Semakin lebar kain, semakin besar gaya dorong yang diterima. Turbelensi di sekitar struktur tinggi menambah ketidakpastian arah hembusan. Karena itu, spesifikasi bahan memegang peran vital. Untuk ukuran jumbo, pilihan ideal adalah kain high tenacity dengan gramasi terukur, penguatan pita serat pada sisi tarik, serta jahitan ganda pada area berisiko. Kain terlalu kaku memang kuat, tetapi geraknya kering dan bisa membebani jahitan ketika gusting terjadi. Kain terlalu ringan atraktif, namun cepat lelah oleh gaya tarik berulang. Kompromi perlu dirumuskan bersama penyelenggara, pemasok, dan tim teknik, lalu diuji dalam gladi.

Respons TNI dan Perbaikan Prosedur di Lapangan

Respons institusional berjalan rapi. TNI mengakui insiden, menjelaskan penyebab awal, dan menunjukkan langkah pemulihan yang terukur. Bendera Merah Putih Robek diturunkan, diganti, lalu kembali dikibarkan pada gladi berikutnya setelah evaluasi singkat. Latihan tidak berhenti, hanya disesuaikan dengan parameter keselamatan terbaru. Narasi publik diarahkan ke fakta supaya spekulasi mereda. Dalam konteks acara nasional, komunikasi yang jelas mampu menenangkan penonton yang sempat khawatir. Intinya, rangkaian tetap on track, sambil memastikan standar keselamatan dan estetika tidak turun sedikit pun.

Pelajaran Kunci untuk Pengibaran Bendera Merah Putih Robek

Ada tiga pelajaran praktis. Pertama, manajemen cuaca mikro harus diprioritaskan. Data kota tidak selalu cukup; perlu pengukuran langsung di lokasi dan ketinggian relevan, misalnya di dekat tiang pengibaran. Kedua, ambang batas angin wajib disosialisasikan lintas tim, dari komandan lapangan hingga teknisi kain, sehingga keputusan penghentian sementara bisa diambil tanpa ragu. Ketiga, SOP evakuasi kain mesti dilatih berkala agar penurunan terkontrol berjalan tanpa kepanikan. Stok Bendera Merah Putih Robek dengan variasi gramasi dan penguatan yang berbeda juga perlu disiapkan, sehingga konfigurasi bisa menyesuaikan cuaca hari itu.

Anekdot Lapangan dan Esensi Gladi

Di balik kerja teknis, ada momen manusiawi yang patut dicatat. Seorang panitia bercerita, ketika bendera pengganti akhirnya mengembang sempurna, terdengar tepuk tangan singkat dari tim yang berdiri di bawah. Momen kecil, namun cukup menghapus rasa waswas yang sempat menyelinap. Gladi adalah tempat untuk salah yang terkendali. Di sinilah kualitas upacara dibentuk melalui koreksi cepat yang sering tak terlihat publik. Hari besar menuntut performa mulus; jalan ke sana wajar berkelok dengan catatan teknis yang terus diperbaiki dari sesi ke sesi.

Menjelang 5 Oktober: Fokus, Disiplin, dan Simbol Negara

Menjelang 5 Oktober, fokus kembali pada upacara puncak HUT ke-80 TNI. Koreografi pasukan, kesiapan alutsista, dan tata upacara berjalan beriringan. Bendera Merah Putih Robek tetap menjadi pusat visual, kali ini didukung spesifikasi kain yang disesuaikan dan protokol angin yang lebih disiplin. Isu keselamatan, estetika, dan representasi simbol negara dirangkai dalam satu agenda terpadu. Publik menantikan upacara yang tertib, aman, dan mengesankan. Insiden robek di Monas bukan penutup cerita, melainkan pengingat berharga: detail teknis harus setia mengawal simbol. Saat berkibar kembali, harapannya sederhana, berkibar lebih tenang, lebih stabil, dan lebih layak menjadi wajah perayaan nasional.

Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Lokal

Baca juga artikel lainnya: Dua Pesawat Delta Tabrakan di LaGuardia, Satu Awak Luka Ringan

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved