Awan .Feast Tegur Polisi di RI Fest Karna Bendera One Piece!

JAKARTA, incaberita.co.id — Bassist .Feast, Fadli Fikriawan atau akrab disapa Awan .Feast, menyampaikan kritik keras terhadap aparat yang dianggap bertindak kasar terhadap penonton RI Fest 2025. Kejadian bermula saat seorang penonton ikut moshing sambil membawa bendera One Piece, simbol yang akhir-akhir ini marak digunakan masyarakat sebagai bentuk protes sosial. Awan .Feast menilai, moshing hanyalah bagian dari ekspresi dalam konser dan tidak semestinya dibalas dengan kekerasan. Ia menegaskan bahwa dunia musik adalah ruang di mana energi, ekspresi, dan kebebasan berekspresi seharusnya dihormati oleh semua pihak.
Kritik Awan .Feast: “Moshing Itu Biasa, Jangan Dipukul”
Dalam pernyataannya di panggung, Awan .Feast dengan lantang menegur aparat, menyebut bahwa penonton yang hanya moshing tidak perlu mendapatkan perlakuan kasar. Ia bahkan menyindir aparat yang masih muda agar lebih tenang dan tidak menunjukkan tindakan represif. Menurut Awan .Feast, aparat seharusnya fokus menikmati acara musik alih-alih mencampuri ekspresi penonton selama tidak ada tindakan kriminal. Lebih jauh lagi, ia menilai bahwa perilaku represif justru dapat merusak kepercayaan publik terhadap aparat keamanan serta mengaburkan makna hiburan yang seharusnya tercipta di ruang konser. Bagi Awan, kebebasan penonton untuk menikmati musik dengan cara mereka adalah bagian penting dari budaya musik modern.
Ironi Bangsa Besar di Panggung Musik
Sumber Gambar : suara.com
Selain menyoroti tindakan aparat, Awan .Feast juga menyinggung peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 yang sebentar lagi dirayakan. Ia menyebut bahwa meskipun Indonesia kerap disebut sebagai bangsa besar, kenyataannya masyarakat justru merasa terbebani oleh pajak yang semakin besar. Dalam sindirannya, Awan menilai ironi ini semakin terlihat ketika aparat justru terlalu sensitif terhadap simbol-simbol seperti bendera One Piece. Ia juga menekankan bahwa simbol-simbol budaya populer tidak seharusnya dianggap ancaman, melainkan dapat dibaca sebagai kritik kreatif dari generasi muda terhadap situasi sosial politik yang mereka hadapi sehari-hari. Kritik yang disampaikan Awan menggambarkan keresahan banyak anak muda yang merasa kebebasan mereka sering kali direduksi.
Pesan Sosial Awan .Feast Lewat Kritik Terbuka
Awan .Feast menutup kritiknya dengan sindiran tajam, menyebut bahwa bangsa besar seharusnya tidak takut pada bendera bajak laut fiksi. Menurutnya, kejadian ini menunjukkan adanya ironi antara sebutan “bangsa besar” dengan realitas aparat yang kerap berlebihan dalam bertindak.
Sikap Awan .Feast di RI Fest 2025 menegaskan peran musisi dalam menyuarakan keresahan publik lewat panggung musik. Hal ini membuat musik hadir bukan hanya sebagai hiburan, melainkan juga sebagai ruang kritik sosial.. Ia mengingatkan bahwa seni, termasuk musik, adalah wadah yang mampu menyatukan masyarakat dan membuka ruang dialog kritis. Dengan gaya bicara lugas dan apa adanya.
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang berita lokal
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Gempa Poso M 5,8 Picu Tsunami, BMKG Catat 25 Gempa Susulan