Arab Kecam AS atas Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran!

JAKARTA, incaberita.co.id – Serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran memicu gelombang protes internasional, termasuk kecaman keras dari berbagai negara Arab. Seruan “Arab Kecam AS” menjadi sorotan utama, mencerminkan meningkatnya kekhawatiran akan dampak regional dari tindakan militer sepihak ini. Dalam serangan pada Minggu (22/6), AS menggunakan pesawat pengebom B-2 dan bom GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP) untuk menghantam Natanz, Fordow, dan Isfahan—tiga lokasi strategis dalam program nuklir Iran.
Trump Ultimatum Iran, Arab Kecam AS, Diplomasi di Ujung Tanduk!
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa serangan tersebut telah “sepenuhnya menghancurkan” infrastruktur pengayaan nuklir Iran. Dalam pidatonya, Trump menyampaikan ultimatum kepada Teheran: berdamai atau menghadapi serangan yang lebih dahsyat. Pidato tersebut menambah ketegangan, terlebih karena banyak negara menilai aksi ini sebagai pelanggaran terhadap norma internasional.
Stabilitas Kawasan Terancam
Negara-negara Arab, termasuk sekutu tradisional AS, menyuarakan kecaman tegas terhadap serangan ini. Seruan “Arab Kecam AS” terdengar lantang dalam pernyataan diplomatik dari negara-negara seperti Qatar, Yordania, dan Kuwait. Mereka menyebut serangan ini sebagai tindakan unilateral yang membahayakan stabilitas kawasan dan mencoreng semangat diplomasi.
Iran Tegaskan Hak Bela Diri dan Tuntut Keadilan
Sumber Gambar : Berita Harian
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan AS sebagai “perang berbahaya” yang dimulai secara sepihak, dan menuduh Washington menghancurkan proses diplomatik yang sedang berlangsung. Dalam pernyataan yang disampaikan kantor berita Tasnim, Kemlu Iran menegaskan bahwa tindakan ini adalah pelanggaran terhadap Piagam PBB dan hukum internasional.
OKI dan Negara Islam Kecam AS, Soroti Agresi AS
“Arab Kecam AS” tidak hanya menjadi slogan retoris, tetapi juga bentuk nyata keprihatinan bahwa eskalasi militer dapat menyebar ke negara-negara tetangga. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam pidatonya di Istanbul pada KTT OKI, menegaskan bahwa Iran akan mempertahankan kedaulatan dan kepentingannya dengan segala cara yang diperlukan.
Fasilitas Tidak Mengandung Radiasi, Iran Klarifikasi
Araghchi menyebut serangan terhadap Natanz, Fordow, dan Isfahan sebagai tindakan yang “tak termaafkan”. Ia menekankan bahwa tidak ada bahan radioaktif yang tersisa di fasilitas yang diserang, karena telah dikeluarkan sebelumnya, sehingga dampak radiasi dapat dihindari. Hal ini sekaligus membantah narasi bahwa fasilitas tersebut mengandung ancaman langsung.
Dorongan Internasional untuk PBB dan IAEA Bertindak
Seruan “Arab Kecam AS” juga terdengar dalam forum-forum global, dengan beberapa negara menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB. Iran mendesak IAEA dan lembaga internasional lainnya untuk mengutuk tindakan ini dan menjamin perlindungan terhadap integritas wilayah negara-negara anggota PBB.
Reaksi AS dan Kehancuran Jalur Diplomasi
Sementara itu, AS bersikukuh bahwa tindakan ini merupakan upaya pertahanan dan pencegahan terhadap ancaman nuklir Iran. Namun, banyak pengamat menilai bahwa justru tindakan ini berisiko memperburuk situasi dan mendorong Iran untuk meninggalkan meja perundingan.
Araghchi: Iran Diserang Saat Berdiplomasi
Abbas Araghchi menegaskan bahwa diplomasi kini telah runtuh karena pengkhianatan AS terhadap proses yang sedang berjalan. “Kami tidak sedang menjauhi diplomasi—kami diserang saat kami sedang berdiplomasi” ujarnya tegas.
Arab Kecam AS: Simbol Perlawanan Diplomatik
Kini, dengan meningkatnya ketegangan dan terancamnya stabilitas regional, seruan “Arab Kecam AS” menjadi simbol dari perlawanan diplomatik terhadap tindakan agresif Washington. Komunitas internasional dihadapkan pada tantangan besar untuk meredakan krisis sebelum konflik semakin meluas.
Baca juga artikel menarik lainnya seputar Erupsi Gunung Semeru, Semburkan Abu 1.2km. WARGA SIAGA!