December 8, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Temuan Tambang Ilegal di Pulau Sebayur Ancam Habitat Komodo!

Temuan Tambang Ilegal

NTT, incaberita.co.id  —   Temuan Tambang Ilegal di Pulau Sebayur kembali menggemparkan publik setelah aktivitas penambangan emas liar ditemukan berlangsung di kawasan yang sangat dekat dengan Taman Nasional Komodo. Menurut Walhi NTT, penggunaan merkuri dan sianida dalam proses ekstraksi emas memberi ancaman serius terhadap ekosistem laut dan kesehatan masyarakat pesisir.

Merkuri dan sianida yang dibuang ke perairan dapat menyebar melalui arus laut dan mengendap di terumbu karang. Kondisi ini mengancam habitat ikan, biota laut kecil, dan bahkan populasi komodo yang berada dalam rantai makanan. Temuan Tambang Ilegal tersebut mempertegas bahwa aktivitas tambang di pulau kecil memberikan risiko ekologis yang jauh lebih besar daripada nilai ekonominya.

Kerusakan yang ditimbulkan pencemaran tambang ilegal juga dapat berlangsung puluhan tahun, membuat wilayah konservasi di Komodo terancam kehilangan daya dukung alaminya.

Buruknya Tata Kelola Taman Nasional Komodo Terungkap

Temuan Tambang Ilegal mengungkap borok besar dalam tata kelola Taman Nasional Komodo. Walhi NTT menilai bahwa pengelolaan kawasan konservasi banyak bergeser ke arah komersialisasi. Perubahan jalur tracking, penataan zonasi yang tak didukung studi ekologis, hingga lemahnya pengawasan aktivitas wisata menjadi bukti bahwa aspek perlindungan ekosistem terabaikan.

Tambang ilegal di Sebayur Besar menjadi alarm keras bahwa kawasan konservasi tak hanya rentan terhadap praktik tambang ilegal, tetapi juga terhadap kelalaian pengawasan dari otoritas terkait. Walhi menegaskan bahwa pulau-pulau kecil seperti Sebayur tidak boleh ditambang karena tingkat kerentanannya sangat tinggi.

Cass ini menunjukkan bahwa evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola TN Komodo merupakan keharusan yang tak bisa ditunda.

Ancaman Serius terhadap Pariwisata dan Konservasi Komodo

Industri pariwisata Manggarai Barat sangat bertumpu pada keindahan alam dan daya tarik Taman Nasional Komodo. Dengan adanya Temuan Tambang Ilegal di Pulau Sebayur, masa depan pariwisata premium ini berada dalam ancaman nyata. Terumbu karang rusak, air laut tercemar, dan satwa liar terganggu adalah risiko langsung yang akan memengaruhi wisatawan.

Temuan Tambang Ilegal

Sumber Gambar : Indonesiadaily.net

Menurut Walhi NTT, narasi keberlanjutan pariwisata yang selama ini digaungkan, tidak sejalan dengan temuan lapangan. Perubahan zonasi tanpa kajian ekologis dan lemahnya pengawasan menunjukkan bahwa pengelolaan kawasan konservasi masih jauh dari ideal. Temuan Tambang Ilegal hanya menjadi puncak gunung es dari persoalan tata kelola yang lebih kompleks.

Apabila kerusakan ini dibiarkan, sektor pariwisata Manggarai Barat dapat runtuh dan menyeret ekonomi lokal ke jurang ketidakpastian.

Tuntutan Walhi NTT terhadap Temuan Tambang Ilegal

Walhi NTT mengajukan sejumlah tuntutan tegas atas Temuan Tambang Ilegal di Pulau Sebayur. Mereka meminta penghentian total seluruh aktivitas tambang dan penutupan permanen lokasi tambang ilegal tersebut. Selain itu, audit menyeluruh atas izin, perizinan lama, dan dugaan keterlibatan oknum juga harus dilakukan.

Walhi menekankan bahwa penegakan hukum harus menyasar semua pihak: pelaku lapangan, pemodal, dan oknum pelindung. Tanpa langkah hukum yang tegas, temuan tambang ilegal seperti ini akan terus berulang.

Selain penghentian aktivitas tambang, Walhi juga menuntut transparansi publik atas seluruh proses investigasi dan hasil audit yang dilakukan pemerintah.

Perlunya Investigasi Terpadu dan Pemulihan Ekologis

Setelah Temuan Tambang Ilegal di Sebayur, Walhi mendorong investigasi terpadu oleh KLHK, Kementerian ESDM, aparat penegak hukum, dan pihak terkait lainnya. Mereka menegaskan pentingnya memastikan tidak ada tambang ilegal lain di gugusan pulau sekitar Komodo.

Pemulihan ekologis harus dilakukan berbasis kajian ilmiah independen agar mampu mengukur tingkat kerusakan secara akurat. Pemulihan ini diperkirakan memakan waktu panjang, mengingat sifat kontaminasi merkuri dan sianida yang sangat sulit dihilangkan.

Dengan demikian, langkah pemulihan harus berkelanjutan dan melibatkan ahli lingkungan dari berbagai disiplin.

Pulau Kecil Tidak Boleh Ditambang: Seruan untuk Reformasi Tata Kelola

Temuan Tambang Ilegal menjadi pengingat keras bahwa pulau kecil seperti Sebayur tidak boleh dimanfaatkan untuk aktivitas pertambangan. Risiko ekologis dari tambang jauh lebih besar daripada potensi keuntungan ekonomi yang sifatnya sementara.

Walhi menegaskan bahwa reformasi tata kelola Taman Nasional Komodo dan kawasan penyangganya adalah syarat mutlak agar bencana ekologis serupa tidak terulang. Pengawasan ketat, revisi zonasi berbasis riset, dan pelibatan masyarakat lokal menjadi langkah penting untuk memperbaiki tata kelola.

Temuan Tambang Ilegal ini bukan hanya isu lokal, tetapi peringatan nasional tentang rapuhnya pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia.

Tambahan Pembahasan Mengenai Risiko Jangka Panjang Temuan Tambang Ilegal

Kerusakan ekologis akibat Temuan Tambang Ilegal di Pulau Sebayur bukan hanya berdampak pada kondisi saat ini, tetapi juga meninggalkan ancaman jangka panjang yang memerlukan perhatian serius. Pencemaran merkuri dan sianida membutuhkan waktu puluhan tahun untuk pulih sepenuhnya karena sifat zat kimia tersebut yang mudah mengendap dalam sedimen laut dan memasuki rantai makanan.

Konsekuensi jangka panjang mencakup potensi bioakumulasi merkuri pada ikan konsumsi masyarakat pesisir. Jika tidak ditangani, hal ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan kronis seperti kerusakan saraf, gangguan perkembangan anak, dan berbagai masalah organ vital. Situasi ini memperlihatkan bahwa Temuan Tambang Ilegal bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga isu kesehatan publik yang mendesak.

Lebih jauh, pemulihan wilayah konservasi memerlukan pendekatan multidisiplin mulai dari restorasi terumbu karang, pembersihan sedimen, hingga rehabilitasi vegetasi pesisir yang rusak. Upaya tersebut harus dirancang berdasarkan data sains terbaru, melibatkan lembaga riset, organisasi lingkungan, dan masyarakat lokal yang memahami karakteristik wilayah.

Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang  lokal

Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Bantuan Ferry Irwandi Mencapai 10.3 M di Salurkan Dalam 2 Hari

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved