Inggris Dilanda Banjir dan Hujan Lebat: Ketika Alam Mengambil Alih Roda Kehidupan
Jakarta, incaberita.co.id – Inggris Dilanda Banjir Matahari hampir tenggelam ketika saya menerima kabar dari sahabat saya yang tinggal di Wales, bahwa air sudah mulai merambat ke tepi jalan di depan rumahnya. Setetes hujan yang tampaknya biasa, ternyata hanyalah pendahulu sebuah peristiwa besar: hujan lebat yang akhirnya menyebabkan Inggris Dilanda Banjir di beberapa wilayah Inggris dan Wales.
Cuaca ekstrem itu dipicu oleh Storm Claudia—sistem badai yang membawa curah hujan tinggi ke wilayah selatan dan tengah Inggris dalam waktu singkat. Di sejumlah titik tercatat hingga 120 mm hujan dalam satu malam, dan sungai-sungai pun meluap.
Melihat video amatir yang viral, mobil setengah terendam, jalan-jalan menjadi sungai sementara, dan penduduk cepat bergerak menaruh barang ke lantai atas rumah. Situasi yang mengingatkan bahwa di Inggris, meski dikenal dengan infrastruktur modernnya, alam masih bisa memukul balik dengan cepat bila persiapan kurang matang.
Peringatan cuaca kuning dan jingga pun dikeluarkan oleh Met Office untuk banyak wilayah. Tanah yang sebelumnya jenuh air, saluran drainase yang tak sanggup menampung, serta sungai yang sudah tinggi menjadi kombinasi berbahaya.
Dampak Nyata yang Terasa Hingga Jalanan: Evakuasi, Transportasi Terganggu, Kehidupan Terhenti

Image Source: detikNews – detikcom
Di kota Monmouth, Wales, lebih dari puluhan orang dievakuasi setelah sungai meluap hingga titik yang belum pernah tercatat dalam 40 tahun terakhir. Jalan utama berubah menjadi kolam, kendaraan terendam, dan bisnis di pusat kota berhenti sementara.
Transportasi mengalami kekacauan: rel kereta tersumbat pohon tumbang, jalan tol ditutup, dan warga terpaksa bermalam di pusat evakuasi. Saya teringat seorang relawan yang menemui sepasang nenek-kakek di tempat penampungan darurat. Mereka bilang, “Kami pikir ini hanya hujan biasa. Malam jadi panjang dan penuh cemas.”
Banyak properti rumah dan usaha kecil yang terkena dampak langsung. Air masuk ke ruang lantai dasar, kerusakan listrik, belum lagi kehilangan barang dan biaya pembersihan. Laporan satu media Inggris menyebut lebih dari 500 properti di Inggris dan Wales terdampak badai besar beberapa bulan sebelumnya—menunjukkan bahwa kejadian semacam ini bukan hanya sekali saja.
Banjir dan hujan lebat semacam ini menimbulkan kerugian yang sulit diukur secara akurat: kerusakan fisik, gangguan mental, kehilangan hari kerja, hingga biaya pemulihan.
Kenapa Inggris Bisa Dilanda Banjir Meskipun Terkadang Menghadapi Kekeringan?
Pertanyaan ini sempat diajukan oleh seorang mahasiswa klimatologi yang saya temui dalam sebuah webinar: “Bagaimana bisa negara yang sering dilanda kekeringan, tiba-tiba diterjang banjir?” Jawabannya terletak pada pola cuaca yang berubah cepat dan sifat tanah yang mengeras, sehingga air hujan sulit meresap.
Juru cuaca Met Office menyebut bahwa meskipun Inggris beberapa wilayahnya mengalami kekeringan, hujan deras tetap bisa memunculkan Inggris Dilanda Banjir karena tanah terlalu keras untuk menyerap air cepat. Bukti-bukti menunjukkan bahwa hujan ekstrem yang singkat bahkan bisa membebani sistem drainase dengan cara yang sama seperti hujan lebat selama satu bulan penuh.
Faktor-faktor pemicunya:
-
Sistem badai yang membawa curah tinggi dalam periode pendek.
-
Sungai dan drainase yang sudah jenuh.
-
Urbanisasi dan permukaan keras (aspal, beton) yang mempersulit resapan air.
-
Perubahan iklim yang membuat pola hujan makin tidak menentu.
Jadi, walau kita sering mendengar tentang kekeringan di Inggris, kenyataannya air tetap bisa turun banyak dan cepat, dan ketika itu terjadi, dampaknya bisa sangat signifikan.
Respon Pemerintah dan Komunitas: Antisipasi, Evakuasi, dan Pemulihan Pasca-Banjir
Ketika banjir mulai melanda, pemerintah setempat bersikap cepat. Unit tanggap darurat, pemadam kebakaran, relawan komunitas, hingga relawan lokal seluruhnya dikerahkan. Di Monmouth, Wales, tim pencarian dan penyelamatan bekerja hingga larut malam untuk mengevakuasi warga terdampak.
Survei awal menunjukkan bahwa meskipun infrastruktur Inggris tergolong maju, sebagian sistem proteksi Inggris Dilanda Banjir masih belum cukup menghadapi hujan ekstrem. Peringatan dini dan kesiagaan warga menjadi kunci agar kerugian tidak semakin membesar.
Banyak komunitas lokal yang membentuk “flood-action group”, peran penting yang menjadi tulang punggung saat respons pertama. Warga saling bantu—menyumbang pompa air, membagikan pasir untuk tanggul darurat, atau menyiapkan akomodasi sementara.
Namun tantangan selanjutnya adalah pemulihan jangka panjang: memperbaiki bungker drainase, memperkuat tanggul sungai, dan memastikan peringatan dini berjalan optimal. Pemerintah pun sudah memperhitungkan bahwa perubahan iklim akan membuat kejadian semacam ini kian sering—namun persiapan belum selalu punya skala yang sama.
Apa Artinya bagi Indonesia dan Kita Semua? Pelajaran dari Inggris untuk Lingkungan Kita
Sebagai pembawa berita yang sering menulis soal bencana dan cuaca ekstrem, saya melihat bahwa kejadian di Inggris ini memiliki relevansi besar untuk kita di Indonesia—negara dengan risiko tinggi terhadap Inggris Dilanda Banjir dan hujan lebat.
Pertama, kita belajar bahwa curah hujan tinggi tak selalu berarti area sebelumnya subur, karena tanah yang terlalu keras justru memperparah banjir. Kedua, sistem proteksi harus selalu diperbaharui. Inggris yang punya teknologi canggih pun masih kewalahan ketika hujan ekstrem datang.
Di Indonesia, banyak kota besar yang drainasenya belum memadai. Ditambah lagi dengan perubahan pola hujan akibat iklim global. Kasus Inggris ini menjadi pengingat: kita perlu siaga, bukan hanya ketika banjir datang, tetapi terus-menerus.
Contoh nyata: ketika hujan deras mengguyur kawasan Jakarta Barat, seorang warga sempat menahan air yang merambat ke rumahnya dengan ember sambil bilang: “Sepertinya kali ini lebih ganas.” Naluri itu sama dengan apa yang saya lihat di Wales—ketika warga menyadari bahwa alam tidak bisa diremehkan.
Arahan dan Saran untuk Warga dalam Situasi Banjir dan Hujan Ekstrem
Untuk warga di Inggris, juga berlaku bagi kita di Indonesia, berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan agar tetap aman ketika hujan lebat dan Inggris Dilanda Banjir terjadi:
-
Pantau peringatan cuaca secara rutin. Di Inggris, Met Office mengeluarkan peringatan kuning dan jingga untuk hujan deras.
-
Siapkan “kit darurat”: lampu senter, power bank, air bersih, obat‐obatan, dan dokumen penting dalam plastik tahan air.
-
Hindari berkendara melalui genangan air yang dalam—air bisa saja menyembunyikan lubang atau arus kuat.
-
Jika tinggal di zona rawan banjir, identifikasi rute evakuasi terlebih dahulu.
-
Lakukan pengecekan kondisi rumah—segarkan saluran air, cuci talang, dan pastikan pompa bekerja jika ada.
-
Warga sekitar—bantu satu sama lain. Saat Inggris Dilanda Banjir datang, solidaritas sangat berarti.
Sedikit anekdot: Seorang pengemudi taksi di London mengatakan bahwa ketika hujan lebat datang. Ia memilih berhenti di tempat aman dan menunggu hingga air surut. “Saya bisa kehilangan satu jam kerja, tapi saya bisa kehilangan hidup saya jika memaksakan jalan,” katanya.
Kesimpulan: Banjir di Inggris Bukan Hanya Soal Hujan, Melainkan Alarm untuk Perubahan
Kejadian hujan lebat dan Inggris Dilanda Banjir bukan sekadar berita cuaca ekstrem yang jauh dari kita. Ia adalah pengingat bahwa alam bisa berubah cepat, dan setiap sistem—baik infrastruktur maupun kesiapan sosial—harus terus diperkuat.
Dari Monmouth hingga sungai yang meluap, dari transportasi yang lumpuh hingga komunitas yang bergotong‐royong, kita menyaksikan bahwa adaptasi adalah kunci.
Bagi Indonesia dan semua negara yang punya musim hujan ekstrem, pelajaran ini sangat relevan: persiapan lebih baik daripada penyesalan.
Saat kita membaca berita “Inggris Dilanda Banjir” mungkin terdengar jauh. Tapi saat air mulai merangkak ke lantai dasar rumah kita, kita tahu bahwa jarak bukan penghalang untuk belajar.
Mari kita jadikan pengalaman Inggris sebagai cermin: bukan hanya untuk melihat, tetapi untuk bertindak. Karena saat langit terbuka dan hujan datang, hidup yang telah kita bangun bisa berubah dalam sekejap.
Dan kita bisa memilih untuk siap—atau kaget.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Global
Baca Juga Artikel Dari: Trump Gugat BBC: Membongkar Dampak Penyebaran Berita Palsu di Era Digital
