Jejak Zohran Mamdani: Dari Relawan hingga Muslim Pertama yang Pimpin New York
JAKARTA, incaberita.co.id — Jejak Zohran Mamdani bermula dari peran kecil namun bermakna di dunia politik Amerika Serikat. Sebagai seorang imigran yang baru memperoleh kewarganegaraan pada 2018, Zohran memulai langkah politiknya bukan dari jabatan tinggi, melainkan dari akar rumput. Ia dikenal sebagai sosok yang tekun membangun hubungan dengan masyarakat melalui kerja sosial dan advokasi publik.
Kisahnya menjadi perhatian global setelah memenangkan pemilihan Walikota New York, menjadikannya simbol perubahan dalam demokrasi modern. Namun, di balik sorotan tersebut, Jejak Zohran Mamdani adalah cerita panjang tentang dedikasi, disiplin, dan perjuangan melawan sistem politik yang sering kali hanya berpihak pada elit.
Sebagai relawan politik, Zohran menghabiskan bertahun-tahun membantu kampanye kandidat lokal yang memperjuangkan hak-hak buruh, imigran, dan masyarakat berpenghasilan rendah. Dari sinilah rekam jejaknya mulai dikenal.
Gelombang Progresif dan Pengaruh Bernie Sanders
Perjalanan Jejak Zohran Mamdani tidak bisa dilepaskan dari kebangkitan gerakan progresif yang dimulai oleh Bernie Sanders pada 2016. Gerakan tersebut melahirkan jaringan politik baru seperti Our Revolution, Justice Democrats, dan Brand New Congress — organisasi yang memperjuangkan politik berbasis keadilan sosial.
Zohran terinspirasi oleh semangat Sanders yang menekankan kesetaraan ekonomi dan hak rakyat kecil. Ia kemudian bergabung dalam ekosistem politik progresif yang melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Alexandria Ocasio-Cortez, Ilhan Omar, dan Rashida Tlaib. Dalam jaringan tersebut, Jejak Zohran Mamdani semakin kuat, karena ia aktif terlibat dalam kampanye dan organisasi sosial yang berorientasi pada perubahan nyata.
Democratic Socialist of America (DSA), organisasi yang mendukung banyak kandidat progresif, menjadi rumah politik bagi Zohran. Melalui DSA, ia belajar tentang organisasi massa, strategi advokasi, dan pentingnya solidaritas kelas pekerja.
Jejak Zohran Mamdani Sebagai Aktivis dan Advokat Sosial
Sebelum dikenal di politik elektoral, Jejak Zohran Mamdani dibangun dari perjuangan advokasi sosial. Ia bekerja di Chhaya Community Development Corp di Queens, membantu warga imigran yang menghadapi masalah perumahan, diskriminasi, dan penggusuran paksa. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang ketimpangan sosial yang dihadapi masyarakat urban di Amerika Serikat.
Sebagai aktivis, Zohran kerap turun langsung ke lapangan. Ia memimpin aksi mogok makan bersama sopir taksi yang menuntut keadilan upah dan menentang kebijakan transportasi yang dianggap merugikan. Aktivisme ini menunjukkan bahwa politik baginya bukan sekadar posisi, melainkan tanggung jawab moral dan sosial.
Dalam wawancara dengan media lokal, Zohran mengatakan, “Politik harus dimulai dari keberpihakan. Jika kita tidak berpihak kepada yang tertindas, maka kita hanya memperkuat sistem yang tidak adil.” Pernyataan itu menjadi cerminan nilai yang membentuk Jejak Zohran Mamdani hingga kini.
Dari Parlemen ke Kursi Walikota: Jejak Kepemimpinan Zohran Mamdani
Tahun 2020 menjadi titik balik penting dalam Jejak Zohran Mamdani. Ia mencalonkan diri sebagai anggota parlemen negara bagian New York dan berhasil mengalahkan petahana yang sudah lima periode menjabat. Kampanyenya berfokus pada isu perumahan, pendidikan publik, dan reformasi kepolisian.
Kemenangan ini membuktikan bahwa kekuatan politik akar rumput masih relevan di tengah dominasi uang dan koneksi politik. Setelah menjabat, Zohran menjadi sponsor lebih dari 20 rancangan undang-undang daerah dan co-sponsor lebih dari 200 inisiatif lainnya.
Salah satu pencapaian terbesarnya adalah program bus gratis di setiap borough New York. Inisiatif ini mendapat dukungan luas karena mampu membantu masyarakat berpenghasilan rendah sekaligus mengurangi emisi karbon. Kesuksesan program ini memperkuat posisinya hingga akhirnya terpilih sebagai Walikota New York.
Refleksi Politik: Apa yang Bisa Dipelajari dari Jejak Zohran Mamdani?
Banyak yang menilai bahwa Jejak Zohran Mamdani menjadi bukti nyata bahwa politik berbasis rekam jejak dan gagasan masih bisa menang di tengah politik identitas. Di saat banyak negara, termasuk Indonesia, masih bergelut dengan politik dinasti dan uang, kisah Zohran menunjukkan bahwa perjuangan akar rumput dapat melahirkan pemimpin sejati.
Politik Indonesia bisa belajar dari perjalanan Zohran — bahwa pemimpin yang kuat tidak lahir dari privilese, tetapi dari kerja keras dan konsistensi memperjuangkan kepentingan rakyat. Demokrasi sejati membutuhkan keberanian untuk melawan sistem yang eksklusif dan membuka ruang partisipasi publik.
Sosiolog politik, Dr. Aditya Ramadhan, menilai bahwa keberhasilan Zohran adalah kemenangan gagasan. “Jejak Zohran Mamdani membuktikan bahwa politik yang jujur dan berbasis pelayanan publik masih mungkin menang jika masyarakat diberi ruang untuk berpikir kritis,” ujarnya.
Masa Depan Politik Progresif dan Harapan Global
Keberhasilan Zohran membawa angin segar bagi gerakan progresif di seluruh dunia. Jejak Zohran Mamdani bukan hanya tentang kemenangan individu, tetapi juga simbol kebangkitan politik baru yang lebih humanis dan inklusif. Dengan fokus pada keadilan sosial, lingkungan, dan kesetaraan ekonomi, Zohran menginspirasi generasi muda untuk percaya bahwa perubahan politik tidak harus lahir dari elit, tetapi bisa dimulai dari masyarakat biasa.
Kini, sebagai Walikota New York, Zohran menghadapi tantangan besar dalam mengelola kota multikultural dengan dinamika sosial dan ekonomi yang kompleks. Namun, seperti yang telah ditunjukkan oleh perjalanan panjangnya, ia tidak hanya berjanji untuk memimpin, tetapi juga untuk melayani.
Kesimpulan: Kisah Jejak Zohran Mamdani mengingatkan dunia bahwa politik sejati lahir dari integritas, keberanian, dan dedikasi kepada rakyat. Dari relawan muda hingga pemimpin kota terbesar di dunia, Zohran Mamdani membuktikan bahwa keadilan sosial dan perjuangan akar rumput masih relevan di abad ke-21.
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang global
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Kasus Pelecehan Pendakwah, Viral! Publik Kecam Gus Elham!
