December 6, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Bitcoin Terus Bearish: Mengapa Koreksi Dampak Bagi Investor?

Bitcoin Terus Bearish: Pasar Kripto di Titik Terendah Baru

Jakarta, incaberita.co.id – Suatu pagi akhir Oktober, seorang trader muda bernama Rafi menatap layar laptopnya dengan wajah khawatir. Ia melihat grafik harga Bitcoin (BTC) bergetar di kisaran US$ 100.000 – jauh dari puncaknya belum lama ini. Ia teringat janji diri bahwa aset kripto bisa menjadi salah satu penopang masa depan keuangannya. Namun sekarang, kata kunci dalam pikirannya berubah dari ”jangan sampai rugi” menjadi ”bagaimana menghindari kerugian lebih dalam”.

Kisah kecil Rafi mewakili suasana yang sekarang terasa di banyak forum investor kripto: keyakinan mulai goyah, pertanyaan mulai muncul, dan ketidakpastian menggantung. Data-data terbaru menunjukkan bahwa Bitcoin terus melemah—mulai dari penurunan aktivitas jaringan hingga metrik on-chain yang berbalik merah. Misalnya, menurut laporan dari platform analitik, Bitcoin telah menembus support teknis penting dan menunjukkan sinyal “extremely bearish”.

Di Indonesia sendiri, media kripto mewarnai headline dengan frasa seperti “Bitcoin Terancam Memasuki Siklus Bearish” atau “Sinyal Bitcoin Terus Bearish Muncul, Ini Level Kunci”.
Artinya: pasar tak lagi hanya koreksi jangka pendek — kemungkinan lebih dalam kini ikut dipertimbangkan.

Seiring volume perdagangan mengecil, dan investor besar mulai mengambil posisi defensif, suasana berubah dari euforia menjadi kehati-hatian. Dan Rafi, seperti banyak lainnya, kini mempertanyakan: apakah ini sekadar koreksi atau awal dari fase penurunan yang lebih besar?

Faktor-Faktor Penyebab “Bitcoin Terus Bearish”

Bitcoin Terus Bearish

Image Source: Media Transparancy

Untuk memahami mengapa “Bitcoin terus bearish”, kita harus menyelami beberapa penyebab spesifik yang tak bisa diabaikan.

2.1 Penyusutan Likuiditas dan Aliran Dana Masuk

Salah satu indikator paling mencolok hadir dari analisis on-chain: aliran dana baru masuk ke Bitcoin menyusut, sedangkan dana keluar atau penawaran lepas tekanan naik. Platform analitik menyebut bahwa lonjakan BTC dari bursa derivatif ke bursa spot adalah sinyal bahwa investor besar (whales) mungkin mengurangi eksposurnya.
Dengan likuiditas baru yang terbatas, maka ruang untuk kenaikan besar jadi sempit—dan risiko penurunan semakin nyata.

2.2 Aktivitas Jaringan Melemah

Bukan hanya harga yang melemah—aktivitas dasar ekosistem Bitcoin ikut stagnan. Menurut data dari platform kripto Indonesia, aktivitas jaringan Bitcoin turun hingga 40 % dibanding tren historis.
Jumlah transaksi harian menurun, alamat aktif berkurang, dan metrik partisipasi pengguna menurun. Ini sering kali menjadi sinyal bahwa sentimen pasar mulai mengendur.

2.3 Tekanan Makroekonomi dan Regulasi

Pasar kripto makin terhubung dengan kondisi makro: kebijakan suku bunga bank sentral, imbal hasil obligasi AS yang naik, serta regulasi yang belum sepenuhnya stabil. Misalnya, ketika Federal Reserve memberikan sinyal tidak akan segera menurunkan suku bunga, aset-risiko seperti Bitcoin terpukul.
Selain itu, regulasi global yang makin diperketat turut membebani sentimen—investor institusi menjadi lebih selektif.

2.4 Indikator Teknikal yang Mulai Memudar

Analis teknis mengamati bahwa Bitcoin telah tergerus di bawah moving average penting (365-day MA), dan indeks seperti Bull Score dari CryptoQuant sempat menyentuh nol, yang belum terjadi sejak Juni 2022.
Ketika indikator teknis yang dianggap sebagai fondasi dukungan harga mulai terpecah, maka pasar mulai mempertimbangkan skenario yang lebih buruk: tren turun lanjutan.

Semua faktor ini — likuiditas, aktivitas jaringan, makroekonomi, dan teknikal — membentuk campuran yang cukup berbahaya: ketika satu celah terbuka, tekanan bisa bergulir cepat.

Level Kunci dan Skenario yang Wajib Dipantau

Ketika harga turun, investor perlu tahu “titik-di mana” pasar bisa kembali atau melanjutkan penurunan. Berikut level yang sekarang diperhatikan banyak analis.

3.1 Level Support Utama

  • Sekitar US$ 100.000–102.000 disebut sebagai support kritis yang telah dilewati, dan penembusan di bawah level ini menjadi alarm besar.

  • Level berikut yang disebut sebagai zona risiko adalah sekitar US$ 91.000 menurut model Metcalfe.

  • Ada juga peringatan bahwa jika penurunan terus, target bisa menyentuh kisaran US$ 70.000–75.000.

3.2 Skenario yang Mungkin Terjadi

  • Skenario A (konsolidasi): Bitcoin tetap di rentang US$ 90.000-110.000 selama beberapa bulan, volume rendah, pasar menunggu katalis baru.

  • Skenario B (koreksi lebih dalam): Jika support utama gagal dipertahankan, maka penurunan ke US$ 70.000 atau bahkan lebih rendah bisa terjadi.

  • Skenario C (pemulihan cepat): Jika ada katalis besar (misalnya persetujuan ETF atau pelonggaran regulasi), Bitcoin bisa rebound dan mendorong reli kecil sebagai pijakan untuk naik lebih tinggi.

Bagi investor jangka panjang, saat ini adalah waktu yang menuntut kesabaran. Bagi trader jangka pendek, pilihan adalah “bertahan defensif” atau mengambil posisi opportunistik dengan risiko lebih tinggi.

Implikasi Bagi Investor dan Trader

Apa arti kondisi “Bitcoin terus bearish” bagi berbagai pihak yang terlibat dalam pasar kripto?

4.1 Investor Jangka Panjang

Bagi mereka yang membeli Bitcoin dengan horizon 5–10 tahun, kondisi ini bisa dilihat sebagai waktu akumulasi. Namun, bukan berarti “bebas masuk”—tetap harus dengan strategi dan kesadaran risiko.
Seorang investor panjang mungkin mengingat kisah fiktif “Mira”, yang mulai membeli kecil-kecil saat Bitcoin berada di zona konsolidasi karena menyadari bahwa volatilitas tetap tinggi. Mira tahu bahwa potensi keuntungan besar datang di waktu yang tak nyaman.
Namun ia juga tahu: jika harga terus turun, modalnya bisa terkikis—oleh karena itu ia memilih strategi dollar-cost averaging (DCA) dan menyisihkan dana darurat.

4.2 Trader Harian dan Swing

Trader harian di era bearish harus siap dengan kondisi ekstrim: volume rendah, spread tinggi, false breakouts banyak terjadi.
Misalnya, algoritma termonitor sinyal bearish seperti aliran besar ke exchange atau aktivitas jaringan yang turun—data ini bisa menjadi pemicu keputusan cepat.
Tapi seperti kasus Rafi tadi, tanpa manajemen risiko yang cermat, “tersangkut” bisa terjadi — saat harga tiba-tiba jatuh lebih dalam dan stop-lossnya terpukul.

4.3 Institusi dan Investor Besar

Institusi besar cenderung lebih berhati-hati: mereka memperhatikan regulasi, likuiditas dan posisi leverage.
Ketika mereka mulai menunggu di pinggir, maka volume masuk baru berkurang dan pasar bisa stagnan atau turun. Laporan menyebut bahwa arus masuk ke produk institusional Bitcoin menurun—ini menjadi sinyal bahwa fase bullish belum kembali solid.

4.4 Apa yang Harus Diingat Semua Pihak?

  • Analisis tidak boleh hanya berdasarkan harga: integrasikan data on-chain, volume, regulasi dan kondisi makro.

  • Stop-loss atau strategi defensif bukan tanda keder, tapi bagian dari profesionalisme.

  • Bearish bukan berarti “tak akan naik lagi”, tapi artinya fase risiko naik lebih tinggi—kesalahan manajemen kini lebih mahal.

  • Cerita seperti “Bitcoin melonjak 10x” memang menarik, namun konteks saat ini jauh lebih kompleks. Penurunan bisa lama, dan pemulihan tak otomatis.

Kesimpulan — Bersiaplah, Jangan Panik, dan Pilih Strategi yang Tepat

Saat ini, benar bahwa kondisi pasar untuk Bitcoin menunjukkan sinyal yang kuat: “Bitcoin terus bearish” bukanlah sekadar frasa klise, melainkan realitas yang didukung oleh berbagai metrik teknikal, data on-chain, dan kondisi makro.
Namun, ini bukan akhir dari cerita. Melainkan contoh nyata bahwa pasar aset digital memiliki siklus yang kompleks dan kadang tak bisa diprediksi secara sederhana.

Seperti kata seorang analis:

“Ini bukan soal apakah kita akan naik, tetapi soal kapan dan di bawah kondisi apa kita siap naik.”
(Lebih kurang demikian)

Bagi Anda yang memiliki eksposur atau tertarik masuk ke Bitcoin, berikut poin penting yang bisa dipegang:

  • Kenali bahwa saat ini risk–reward berubah: potensi keuntungan bisa besar, tapi potensi kerugian juga menanjak.

  • Pastikan Anda punya modal “bonus” yang siap diuji—gunakan hanya uang yang Anda siap kehilangan sebagian.

  • Gunakan pendekatan realistis, bukan harapan ekstrem. Bearish bisa jadi jeda panjang sebelum era baru.

  • Pantau data on-chain, regulasi, dan pasar makro. Karena Bitcoin tidak berjalan sendiri—ia terhubung dengan ekonomi global.

Akhirnya, kembali pada Rafi yang tadi. Ia memilih untuk tidak panik. Ia memilih belajar, melepas ego, dan menyusun strategi dengan kepala yang lebih dingin. Dan ketika suatu hari Bitcoin kembali reli, ia sudah siap—meskipun ia tahu bahwa jalan ke sana mungkin masih berliku.

Jika Anda adalah salah satu investor atau trader yang menatap layar grafik dengan campuran harapan dan kecemasan, ingatlah: fase ini bisa jadi tantangan terbesar Anda — atau pijakan untuk kesiapan masa depan. Kuncinya: bersiaplah, jangan panik, pilih strategi yang tepat.

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Global

Baca Juga Artikel Dari: Kecelakaan Pesawat Kargo UPS: Cuaca Buruk dan Landasan Licin Jadi Pemicu Utama

Author

Copyright @ 2025 Incaberita. All right reserved