Ledakan Pabrik Obat Sigachi Industries: Tabrakan Spray Dryer Bikin Gedung Runtuh

JAKARTA, incaberita.co.id – Peristiwa menggegerkan terjadi di Sigachi Industries, di mana sebuah ledakan pabrik obat menghancurkan bagian gedung serta menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan lingkungan setempat. Artikel ini akan mengulas secara mendalam penyebab, kronologi, dampak, serta upaya mitigasi pasca-insiden. Selain itu, artikel ini juga menawarkan rekomendasi supaya kejadian serupa tidak terulang.
Sumber Gambar: dialeksis.com
Pertama-tama, mari kita selidiki bagaimana semuanya bermula. Pada hari Senin pagi, tepatnya tanggal 30 Juni 2025, seorang teknisi di Sigachi Industries sedang memantau jalannya mesin spray dryer. Mesin itu berfungsi untuk mengeringkan bahan kimia menjadi bubuk obat, lalu tiba-tiba terdengar dentuman keras. Mesin Global spray dryer itu mengalami tabrakan mekanis yang cepat memicu percikan api. Kemudian, api menyebar ke tangki penuh gas dan uap kimia yang belum sempat dikontrol. Akibatnya, terjadi ledakan beruntun dalam hitungan detik, bahkan dalam menit. Gedung bagian tengah perlahan runtuh, dan kepanikan pun mewarnai area sekitar. Bahkan, suara ambrolnya dinding membuat banyak pekerja berhamburan keluar gedung.
Secara langsung, insiden ini dipicu oleh tabrakan mesin spray dryer. Namun, penyelidikan lebih lanjut mengungkap penyebab mendasar seperti:
Kurangnya perawatan rutin, sehingga beberapa komponen mesin aus dan akhirnya tergeser.
Protokol keselamatan yang kurang ketat, karena beberapa sensor gas dan tekanan tidak berfungsi optimal.
Human error, di mana teknisi gagal membaca alarm dini saat tekanan mesin tidak stabil.
Desain fasilitas yang rapuh, yakni letak tangki gas terlalu dekat dengan ruang spray dryer.
Dengan demikian, kombinasi human error, peralatan yang kurang prima, dan manajemen risiko yang lemah membawa pada ledakan pabrik obat fatal ini.
Tanpa ragu, dampak fisik dari ledakan ini sangat besar. Bangunan utama roboh, atapnya ambles, sedangkan dinding-dinding retak dan runtuh. Pelat beton jatuh hingga ke lapangan parkir, menimpa sejumlah kendaraan. Bahkan, alat laboratorium di lantai satu dan dua remuk total. Selain itu, peralatan vital untuk produksi obat ikut hancur, seperti tangki, pompa, valve, dan panel kontrol. Lebih jauh, sejumlah kabel listrik terputus, dan instalasi pendukung, seperti HVAC, rusak parah.
Tidak hanya infrastruktur yang terdampak, banyak pekerja yang mengalami luka-luka. Ada yang terkena serpihan beton, luka bakar, dan trauma akibat getaran ledakan. Beberapa harus segera dilarikan ke rumah sakit. Kemudian, pekerja lain juga mengalami gangguan pernapasan lantaran asap kimia. Dalam hitungan jam, ambulans mendatangi lokasi, serta petugas medis darurat mengevakuasi seluruh korban. Selain itu, petugas pemadam kebakaran dan SAR turut sibuk menyisir sisa reruntuhan demi mencari korban yang terkubur.
Selanjutnya, bahkan warga sekitar pabrik turut merasakan efek getaran. Mereka melaporkan kaca jendela retak dan pintu terdorong. Beruntung, tidak ada korban meninggal. Namun, naiknya angka luka-luka dan potensi penyakit akibat asap kimia tidak bisa dianggap sepele.
Sebelum polisi dan dinas ledakan datang, pihak Sigachi Industries langsung membawa tim tanggap darurat ke lokasi. Mereka memasang titik kontrol keselamatan dan mementahkan rumor yang beredar. Perusahaan juga menyediakan posko pengaduan warga, serta jalur bantuan bagi korban dan keluarga.
Tidak hanya itu, manajemen menyetop seluruh aktivitas produksi. Mereka membentuk tim investigasi internal untuk membantu penyidik eksternal. Selain itu, manajemen juga memberi dukungan psikologis gratis kepada pekerja dan keluarga yang terpukul. Dengan demikian, Sigachi menunjukkan itikad baik mereka untuk memulihkan kondisi serta menyelesaikan masalah secepat mungkin.
Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Lingkungan Hidup langsung turun tangan. Mereka mendatangi TKP, mengumpulkan data keadaan toxic serta mengawasi kerja tim investigasi Sigachi. Selanjutnya, regulator lingkungan mengecek apakah ada limbah berbahaya yang mencemari tanah atau air. Mereka pun mengujikan sampel di sekitar pabrik dan memastikan tindakan penanganan segera diambil.
Kemudian, pihak dinas tenaga kerja menegur manajemen karena terbukti berupaya menyembunyikan kecacatan mesin terkait. Mereka pun menyita beberapa bukti terkait perawatan, catatan audit, serta sertifikat sensor keselamatan. Selain itu, pihak regulator juga menyampaikan akan melakukan audit mendadak ke seluruh pabrik obat di wilayah itu. Dengan demikian, insiden ini menjadi peringatan bagi seluruh industri farmasi nasional.
Tim teknis yang berkompeten mencoba merekonstruksi kecelakaan. Pertama, mereka memeriksa sisa kerangka spray dryer. Mereka menemukan rodanya patah akibat tekanan terlalu tinggi, yang menyebabkan gesekan dengan housing. Kemudian, percikan api menyambar uap kimia yang memenuhi ruang udara. Mereka juga menemukan bahwa sistem deteksi awal tidak mengindikasikan tekanan abnormal—kemungkinan karena bersarangnya debu kimia atau konsleting. Selain itu, sensor gas tidak ditempatkan dalam posisi ideal, sehingga alarm tidak berbunyi tepat waktu.
Lebih lanjut, mereka mencatat bahwa manual inspeksi beberapa minggu sebelumnya tidak pernah diselesaikan. Bahkan, komponen penting tidak diganti ketika sudah lewat masa pakai. Dengan kata lain, celah-celah seperti ini mencerminkan rendahnya kultur keselamatan.
Dengan adanya ledakan pabrik obat ini, banyak praktisi GRC (Governance, Risk, Compliance) mendapatkan pelajaran serius. Pertama, tata kelola (governance) harus menjamin otoritas teknis mendapat akses data real-time. Kedua, manajemen risiko (risk) wajib memetakan potensi bencana, termasuk skenario paling ekstrem. Ketiga, kepatuhan regulasi (compliance) mesti benar-benar dijalankan—tidak hanya dijadikan formalitas. Perusahaan perlu:
Membuat SOP inspeksi bulanan dan otomatis.
Mengintegrasi sistem SCADA untuk memonitor suhu, tekanan, dan uap kimia secara real-time.
Menyediakan pelatihan intensif bagi seluruh crew produksi.
Melakukan audit independen secara berkala.
Walaupun fokus utama adalah merespons darurat, kita juga harus mempertimbangkan dampak lingkungan. Asap kimia dan uap obat berserakan ke udara, dan sebagian mungkin ikut terbawa hujan ke sungai terdekat. Segera, tim dari KLHK mengambil sampel tanah dan air lalu mendapati peningkatan kadar amonia dan zat aktif farmasi. Kemudian, mereka merekomendasikan isolasi tanah terdampak dan pemantauan ekosistem sungai serta vegetasi sekitar dalam rentang 6 bulan. Karena itu, penanganan lewat remediation protocol dilakukan dengan menggunakan sterilizer tanah dan phytoremediation, sehingga ekosistem dapat pulih secara bertahap.
Warga di sekitar Sigachi Industries mengaku khawatir. Salah satu warga berkata, “Kami mendengar ledakan keras, lalu debu kimia memenuhi udara—kami takut ada yang terhirup.” Komunitas meminta transparansi lebih lanjut, termasuk:
Laporan hasil sampling udara selama seminggu pascainsiden.
Peninjauan ulang izin operasional pabrik oleh dinas lingkungan.
Kompensasi jangka panjang bila ada warga yang terkena dampak kesehatan.
Warga juga tentu ingin Sigachi berkomitmen agar kejadian seperti ini tidak pernah terjadi lagi.
Sebagai hasil evaluasi dan diskusi antara manajemen, regulator, dan komunitas, berikut adalah rekomendasi konkret:
Pemasangan SCADA di seluruh jalur produksi, lengkap dengan sensor tekanan, suhu, gas, serta alarm otomatis.
Pelatihan mandatory bagi setiap pekerja, termasuk simulasi evakuasi dan tanggap kebakaran.
Audit safety pihak ketiga setiap 6 bulan, untuk memverifikasi efisiensi protokol.
Pengawasan lingkungan rutin dan publikasi laporan kualitas udara dan air.
Cadangan dana tanggap darurat yang siap dipakai bila terjadi insiden mendadak.
Forum dialog komunitas tiap triwulan untuk membahas soal keamanan dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dengan demikian, insiden ledakan pabrik obat bukan hanya menjadi bahan pembelajaran, namun juga pemicu inovasi proses keselamatan.
Peristiwa ini menjadi wake-up call bagi seluruh pelaku usaha farmasi dan kimia. Misalnya, mereka pentingnya jaminan kualitas dan keselamatan. Praktik baik seperti preventive maintenance dan audit independen tidak bisa diabaikan. Bahkan, industri perlu angkat standar internasional seperti ISO 45001 atau OHSAS 18001. Singkatnya, investasi dalam sistem keselamatan bukanlah beban, melainkan bentuk perlindungan utama bagi aset dan reputasi perusahaan.
Dengan demikian, ledakan pabrik obat Sigachi Industries adalah kombinasi dari kejadian tak terduga dan manajemen risiko yang lalai. Dampak fisik, kesehatan, lingkungan, dan sosial begitu nyata, sehingga respons cepat dan koordinasi multi-pihak sangat dibutuhkan. Namun, pada sisi lain, insiden ini bisa menjadi momentum besar untuk memperkuat budaya keselamatan dan tata kelola di industri. Jika semua rekomendasi dijalankan, potensi kebangkitan dan perbaikan SIGACHI pun semakin besar.
Demikianlah ulasan komprehensif soal ledakan pabrik obat di Sigachi Industries, lengkap dengan kronologi, penyebab, dampak, investigasi, serta rekomendasi. Meskipun tragedi ini sangat mengejutkan, kita tetap optimis bahwa dengan pendekatan total safety dan tata kelola profesional, industri farmasi nasional akan semakin tangguh. Semoga artikel ini membantu memberikan perspektif lengkap, sekaligus mendorong perubahan positif demi masa depan yang lebih aman.
Baca Juga Artikel Berikut: Banjir Guizhou di China: 6 Orang Tewas, Ribuan Warga Mengungsi