May 8, 2025

INCA BERITA

Berita Terkini Seputar Peristiwa Penting di Indonesia dan Dunia

Perbatasan Membara: Konflik India Pakistan Saling Serang dengan Artileri

Konflik India Pakistan Memanas

Konflik India Pakistan Jujur, awalnya saya cuma sekadar baca judul berita. “Serangan artileri Pakistan menewaskan warga sipil India,” begitu bunyinya. Saya sempat mikir, oh, konflik dua negara itu lagi. Tapi begitu saya lihat foto-foto yang menyertainya—anak-anak terluka, rumah-rumah hancur, dan tangisan keluarga yang kehilangan—saya langsung ngerasa nggak bisa cuek lagi.

Terkadang kita terlalu jauh dari Konflik India Pakistan semacam ini, jadi kita pikir itu cuma soal politik atau militer. Tapi kenyataannya, yang paling menderita justru warga biasa. Termasuk perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia.

Konflik India Pakistan Sejarah Lama yang Masih Terus Membara

Konflik Pakistan dan India yang Makin Membara
Sumber Gambar: detikNews – detikcom

Sebagian orang mungkin nggak tahu, tapi Konflik India Pakistan ini udah berlangsung sejak 1947, tepatnya setelah Inggris membagi India menjadi dua negara: India dan Pakistan. Masalah utama sejak awal adalah wilayah Kashmir—sebuah daerah yang secara geografis indah, tapi secara politik rumit banget.

India dan Pakistan udah perang tiga kali gara-gara Kashmir. Walaupun sekarang bukan perang terbuka lagi, ketegangan di perbatasan tetap aja sering meledak jadi bentrokan mematikan.

Yang bikin lebih rumit lagi, kedua negara ini sama-sama punya senjata nuklir. Jadi, ketegangan sekecil apa pun bisa dengan cepat berubah jadi bencana besar.

Serangan Artileri yang Mengubah Hari Biasa Jadi Mimpi Buruk

Beberapa minggu lalu Global, saya baca laporan dari media India. Serangan artileri dari Pakistan menghantam sebuah desa kecil di perbatasan wilayah Jammu dan Kashmir. Nggak cuma satu atau dua ledakan—ini berlangsung selama beberapa jam.

Warga yang semula sedang tidur, terpaksa lari tunggang langgang ke tempat perlindungan. Tapi sayangnya, ada yang nggak sempat. Tiga warga sipil, termasuk seorang ibu dan anaknya, meninggal dunia karena ledakan tersebut.

Saya kebayang gimana paniknya suasana di sana. Saya nggak bisa bayangin kalau itu terjadi di kampung halaman saya sendiri. Tanpa peringatan, tiba-tiba suara ledakan datang dari langit. Rumah rusak, nyawa melayang. Nggak ada yang bisa benar-benar siap menghadapi itu.

Upaya Gencatan Senjata yang Sering Gagal

Sebenarnya, India dan Pakistan udah sering coba berdamai. Bahkan pada Februari 2021 lalu, mereka sepakat buat menghentikan tembakan lintas perbatasan. Tapi ya, seperti yang sering terjadi di banyak Konflik India Pakistan, janji damai itu nggak bertahan lama.

Yang bikin sedih, warga sipil terus jadi korban. Setiap kali ada pelanggaran gencatan senjata, yang pertama kali kena dampaknya bukan tentara, tapi masyarakat biasa.

Dan, ya, saya tahu ini bukan sekadar soal ‘mereka di sana’. Kita semua bisa belajar sesuatu dari cara dua negara besar gagal menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Mengapa Konflik India Pakistan Ini Terus Terjadi?

Saya sempat baca beberapa analisis dari pakar hubungan internasional. Salah satu alasan utama kenapa konflik ini nggak kunjung usai adalah karena identitas nasional dan kebanggaan wilayah.

Buat India, Kashmir adalah bagian sah dari negaranya. Sementara buat Pakistan, wilayah mayoritas Muslim seperti Kashmir seharusnya jadi bagian dari Pakistan. Perbedaan pandangan ini udah jadi luka lama yang terus digaruk, dan makin berdarah setiap kali terjadi provokasi kecil.

Lalu, ditambah lagi dengan kelompok militan di perbatasan yang suka memperkeruh suasana. Mereka sering menyerang pos militer India dari wilayah Pakistan, lalu kabur ke balik perbatasan. Dan tentu saja, ini memicu respons keras dari India.

Pengaruh Media yang Nggak Selalu Netral

Di sini saya mulai frustrasi. Ketika saya coba cari tahu lebih banyak, saya lihat banyak sekali media yang justru memperkeruh keadaan. Masing-masing negara punya media yang memojokkan pihak lawan. Mereka kadang menambahkan bumbu, bahkan menyebarkan narasi yang belum tentu benar.

Ini mirip kayak pertengkaran dua orang teman, lalu orang lain di sekitarnya malah menyulut api. Jadi bukannya adem, yang ada makin panas.

Saya rasa ini penting banget: kita sebagai masyarakat harus bijak menyaring informasi. Jangan langsung percaya satu sisi aja. Apalagi di zaman media sosial seperti sekarang, berita hoaks bisa menyebar lebih cepat dari kilat.

Kehidupan di Perbatasan: Antara Harapan dan Ketakutan

Saya pernah nonton dokumenter soal kehidupan warga di perbatasan India-Pakistan. Banyak dari mereka mengandalkan pertanian atau peternakan buat hidup. Tapi gara-gara Konflik India Pakistan , ladang jadi nggak aman. Anak-anak takut pergi sekolah. Bahkan, tidur pun nggak tenang karena suara tembakan bisa muncul kapan aja.

Salah satu bapak tua bilang gini, “Kami tidak tahu siapa yang memulai, tapi yang jelas kami yang selalu kena.”

Kalimat itu terngiang terus di kepala saya. Karena seringkali, Konflik India Pakistan ini jadi semacam permainan kekuasaan di level atas, tapi yang bawah terus-terusan menderita.

Apa Yang Bisa Kita Pelajari dari Konflik India Pakistan Ini?

Kalau saya boleh jujur, saya dulu nggak terlalu peduli soal politik luar negeri. Tapi semakin saya dalami Konflik India Pakistan seperti ini, saya sadar satu hal penting: dunia ini nggak bisa terus dibiarkan penuh dengan dendam lama.

Saya tahu, Konflik India Pakistan terlalu rumit untuk diselesaikan dalam waktu dekat. Tapi kalau kita semua mulai dari hal kecil, misalnya menyebarkan informasi yang benar, atau tidak ikut-ikutan memojokkan satu pihak, itu udah langkah awal yang baik.

Kita juga bisa belajar bahwa menyelesaikan masalah dengan kekerasan hampir selalu membawa lebih banyak luka. Komunikasi dan kompromi harus jadi solusi utama.

Serangan Ini Bisa Terjadi Kapan Saja

Setelah baca berita serangan artileri itu, saya mulai mikir soal keamanan global. India dan Pakistan sama-sama punya senjata nuklir. Kalau salah satu pihak kehilangan kendali atau emosi, dunia bisa menghadapi bencana besar.

Bahkan, PBB dan beberapa negara udah mulai bersuara. Mereka mendesak agar kedua pihak menahan diri. Tapi seperti biasa, suara diplomatik itu sering kali kalah cepat dibanding amarah di medan perang.

Menurut saya pribadi, perdamaian sejati hanya bisa terwujud kalau ada keinginan kuat dari masyarakat kedua negara. Mungkin pemerintahnya saling curiga, tapi warga biasa sebenarnya cuma mau hidup tenang.

Dampaknya Tidak Hanya Lokal, Tapi Global

Konflik India Pakistan seperti ini bukan cuma urusan India dan Pakistan aja. Dunia global juga kena dampaknya, terutama negara-negara yang punya kerja sama ekonomi, pertahanan, atau bahkan kemanusiaan dengan mereka.

Investor jadi ragu, harga minyak naik, dan yang paling jelas: bantuan kemanusiaan sering terhambat. Bayangkan betapa sulitnya mengirim bantuan ke desa perbatasan kalau di tengah jalan masih ada risiko tembakan artileri.

Saya pernah baca juga, LSM lokal di India sempat dihentikan aksesnya karena alasan keamanan. Padahal mereka sedang membawa obat-obatan ke wilayah terdampak.

Konflik India Pakistan Bagaimana Kita Sebagai Orang Biasa Bisa Peduli?

Ini mungkin pertanyaan penting. Apa sih yang bisa kita lakuin sebagai orang biasa yang jauh dari sana? Jujur, saya sempat merasa kecil dan nggak berdaya juga. Tapi setelah dipikir-pikir, ada beberapa hal kecil tapi signifikan yang bisa kita lakukan.

Pertama, perbanyak baca dari sumber netral. Biar perspektif kita lebih luas. Kedua, jangan ikut menyebarkan informasi tanpa verifikasi. Ketiga, sebarkan empati. Entah itu lewat tulisan, media sosial, atau diskusi ringan bareng teman.

Karena semakin banyak orang yang peduli, tekanan kepada pihak-pihak yang Konflik India Pakistanuntuk berhenti menyakiti warga sipil akan makin kuat.

Konflik India Pakistan Saatnya Berhenti Membakar Jembatan

Konflik India Pakistan memang bukan hal baru. Tapi setiap kali api itu menyala lagi, korban nyawa kembali berjatuhan. Serangan artileri yang menewaskan warga sipil bukan cuma tragedi militer—itu adalah kegagalan kemanusiaan.

Saya pribadi merasa sedih sekaligus marah. Karena ini bukan hanya soal wilayah atau politik, tapi soal rasa kemanusiaan yang kadang terasa hilang di antara peluru dan ledakan.

Semoga lewat tulisan ini, saya bisa mengajak kamu buat lebih peduli. Nggak harus turun ke medan damai, cukup dengan nggak asal sebar berita dan mulai berbicara tentang pentingnya empati. Karena, seperti kata pepatah lama: perang yang paling damai adalah yang tak pernah terjadi.
Baca Juga Artikel Berikut: Perahu Pengangkut Wisatawan Terbalik: Tinjauan Mengenai Keamanan Transportasi

Author